CENTRALBATAM.CO.ID, Ukraina –Ketegangan antara Ukraina dengan Rusia membuat pemerintahan itu melarang pria Rusia berusia 16 hingga 60 tahun setelah penerapan darurat milliter.
Pengecualian akan dibuat untuk “kasus-kasus kemanusiaan” seperti mereka yang bepergian ke pemakaman. Rusia mengatakan tidak merencanakan langkah-langkah balas dendam.
Darurat militer telah diberlakukan di 10 wilayah Ukraina hingga 26 Desember.
Langkah itu dilakukan di tengah kekhawatiran invasi Rusia setelah pasukan Rusia menyita tiga kapal Ukraina dan 24 pelaut di Laut Hitam, Minggu lalu.
Ukraina mengatakan, insiden itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, sementara Rusia mengatakan kapal-kapal itu melanggar perairan teritorialnya.
Ini adalah bentrokan paling berbahaya di laut lepas Krimea sejak Rusia mencaplok semenanjung Ukraina pada Maret 2014.
Pembatasan itu diumumkan setelah Presiden Petro Poroshenko bertemu dengan pejabat tinggi keamanan negara itu, termasuk kepala penjaga perbatasan, di Kiev.
Presiden tweeted (dalam bahasa Ukraina) bahwa larangan itu dirancang untuk mencegah pembentukan “tentara swasta” di Ukraina .
Dia mengacu pada separatis yang didukung Rusia yang membentuk unit pada bulan April 2014 untuk melawan pasukan pemerintah Ukraina di Ukraina timur.
Mr Poroshenko juga mengatakan kriteria pendaftaran akan diperketat untuk warga Rusia di daerah di bawah darurat militer.
Pada hari Selasa, dia memperingatkan ada ancaman “perang skala penuh” dengan Rusia.
“Jumlah tank [Rusia] di pangkalan yang terletak di sepanjang perbatasan kami telah meningkat tiga kali,” kata presiden.
Lima dari 10 wilayah perbatasan Rusia sementara dua bersebelahan dengan wilayah Trans-Dniester yang memisahkan diri di Moldova, di mana pasukan Rusia ditempatkan. Tiga wilayah lainnya berbatasan dengan Laut Hitam atau Laut Azov dekat dengan Krimea. (Ndn)
