Tadi siang, saat saya dan teman – teman wartawan lagi asik mengetik berita tiba-tiba dikejutkan oleh orang tua sebut saja Ortu. Bagaimana tidak? Ia menyebutkan di Tanjung Pinang saat ini sudah meninggal sebanyak lima orang karena wabah coronavirus atau Covid-19.
Meskipun kaget tidak kebangetan, tapi jujur saat itu saya langsung buka handphone dan mencoba mencari tahu berita yang di bagikan (share) ke group whatsap Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepri dan Mitra PWI TPI-Bintan.
Alhasil, tidak ada satupun informasi yang saya dapat mengenai lima orang yang meninggal karena wabah virus yang saat ini menyebar ke hampir seluruh penjuru dunia itu. “Dasar masyarakat Sok tahu. Nanti kena ciduk karena menyebarkan hoax baru tahu” Gumam ku dalam hati.
Saya adalah seorang penyabar. Tapi ortu itu terus ngoceh seolah informasi yang ia sampaikan itu adalah benar. Dan yang benar-benar membuat saya marah ketika ia berani mengatakan kalau suspect corona di RSUP Kepri sudah meninggal.
Setelah berusaha untuk bersabar hingga belasan kali, akhirnya sedikit membentak dengan berkata “Pak kami ini wartawan, tidak mungkin kami tidak tahu kalau sebanyak itu yang sudah meninggal. Jangan sebarkan hoax! Jangan sebar ketakutan pada warga. Orang yang bapak sebut itu masih hidup”
Mungkin karena kelamaan menahan emosi, mimik marah di wajah saya tidak bisa lagi disembunyikan. Akhirnya dia memahami bahwa saya sedang tidak bercanda.
Pulang ke rumah karena lelah, saya sempat ngobrol dengan tetangga. Lagi dan lagi saya dibuat kaget karena salah satu warga menyebutkan bahan-bahan sembako sudah hilang di pasar.
Well, kalau diteruskan bikin suasana hati makin panas. So, simple saja. Saya ingin menyampaikan bagi anda yang bimbang atau merasa kuatir masalah virus corona ada baiknya bertanya pada wartawan.
Adapun beberapa alasan kenapa harus bertanya pada wartawan.
Pertama : Wartawan Punya Kontak Person Pejabat
Setiap permasalahan yang terjadi di lapangan, wartawan selalu mencari kebenaran dengan pejabat terkait. Hal ini yang membuat setiap wartawan memiliki kontak person dengan pejabat minimal para Kepala Dinas di Kabupaten/Kota. Bahkan kontak person Gubernur-Bupati, Kapolres hingga Kodim pun kemungkinan besar dimiliki oleh wartawan.
Hal ini yang membuat setiap informasi yang terjadi di sekeliling dimana sang wartawan berada tidak luput dari pantau wartawan. Dan tentu para pejabat juga selalu menyebar informasi yang benar pada wartawan agar masyarakat luas tahu kejadian yang sebenarnya.
Kedua : Wartawan Punya Wawasan dan Selalu Update
Sebagai seorang wartawan, saya diharuskan memiliki wawasan dan wawasan itu harus terus di update. Karena mustahil bagi kami menulis sesuatu tanpa mengetahui pokok permasalahan. Misalnya dalam epidemic ini, saya pribadi selalu mengikuti perkembangan berita baik luar maupun dalam negeri. Sehingga, meskipun seorang dokter atau sejarawan kami (wartawan) tahu banyak mengenai virus ini mulai dari Wuhan hingga masuknya ke Tanah Air.
Ketiga : Wartawan Menulis Tidak Sekedar “Katanya”
Di hampir setiap kutipan yang sering kita jumpai; katanya, ujarnya, ucapnya dalam tulisan wartawan tidak sekedar “katanya”. Karena wartawan selalu menggunakan narasumber yang kredible. Misalnya, masalah suspect virus corona benar atau tidaknya “Wartawan selalu mengambil pernyataan dari Dinas Kesehatan atau Kepala Daerah”. Artinya, takkan mungkin wartawan wawancara tukang kebun atau Kepala Dinas Pertanian.
Jadi jelas! Katanya versi wartawan dengan versi medsos atau masyarakat jauh berbeda. Sebab, di medsos bisa saja seseorang menulis pernyataan padahal itu tidak lain dari katanya temannya temannya. Dan sama halnya dengan Ortu diatas dari katanya orang-orang.
Masih banyak hal lain kenapa lebih baik bertanya pada wartawan saat kuatir tentang masalah viruscorona atau masalah lainnya. Namun demi mempersingkat waktu, saya berharap informasi ini dapat mengurangi kecemasan akan virus corona.
Kuatir masalah jumlah virus corona yang kamu dengar? Bertanya lah pada wartawan untuk mengetahui kebenaran. Karena jika informasi itu masih belum jelas, wartawan dapat bertanya pada pejabat terkait. Dengan demikian, anda tidak terjerumus dan malahan menjadi salah satu penyebar hoax virus corona.
Sekedar informasi, di zaman digital ini membuat semakin banyak media online berkembang. Hal ini membuat tidak sedikit orang mengaku sebagai wartawan. Media massa seperti: Tribun, Kompas, Detiknews, CNN, BBC, Jawa Post, Batam post dan lain sebagainya mungkin sudah dikenal oleh banyak masyarakat.
Namun karenanya banyaknya media massa berbasis online bermunculan, ada baiknya perhatikan wartawan yang meliput di tempat anda seperti, memiliki kartu Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Selain itu, ada baiknya juga untuk mengetahui media itu sudah diakui oleh dewan pers di Web Dewan pers
Kemudian ada tiga organisasi Wartawan yang juga diakui oleh Dewanpers yakni (Lihat foto berikut)

