CENTRALBATAM.CO.CO.ID- Niat wanita ini meredam nafsu sang suami, ia malah membunuhnya dan masuk bui.
Kisah seorang istri ini pernah menjadi berita viral tahun lalu, mengingatkan kembali tentang dampak buruk obat tidur.
Dalam artikel ini Anda juga bisa menyimak dampak buruk penggunaan obat tidur secara berlebihan.
Kisah ini dialami oleh seorang wanita bernama Silvia M, dirinya harus berurusan dengan hukum lantaran dugaan pembunuhan.
Melansir dari Daily Mirror pada Jumat (7/12/2018), wanita ini mengaku tak sengaja menghabisi nyawa suaminya yang sudah berusia 73 tahun.
Baca : Ditegur Imigrasi Karena Bawa Motor, Pengungsi Asal Afghanistan Ini Pura-pura Pingsan
Dalam pengakuannya, Silvia mengaku tak kuat mengikuti libido seksual suaminya yang sangat tinggi.
Karena tidak mau melayaninya, Silvia memberikan pil tidur penenang agar suaminya terlelap.
Namun sayang, bukan tertidur untuk sementara waktu tetapi suaminya malah tertidur untuk selamanya.
Setelah mengetahui ternyata suaminya meninggal, Silvia panik.
Mayat suaminya yang diidentifikasi bernama Heinz P ini akhirnya dibuang ke tong sampah.
Setelah ditinggalkan selama tiga minggu, akhirnya, kasus tersebut mulai terkuak, dan polisi menangkap Silvia dengan dugaan pembunuhan.
Kemudian ia dijatuhi hukuman penjara selama tujuh tahun oleh pengadilan di kota Salzburg Austria atas tuduhan yang mengakibatkan kematian.
Baca : Pencari Suaka Dari Berbagai Negara Demo IOM
Ia mengaku memberikan Heinz lebih dari dua, mungkin empat pil tidur triazolam pada Juni tahun lalu, tetapi tidak berniat membunuhnya.
Sedangkan Silvia, yang berasal dari Berlin, ternyata memiliki catatan kriminal yang panjang di Jerman.
Menurut surat dakwaan, ia gagal memperhitungkan kuantitas viagra dan jumlah alkohol yang dikonsumsi oleh Heinz P, yang meningkatkan efek pil tidur.
Keesokan harinya, Silvia menemukan Heinz P meninggal di tempat tidur.
Ketika Silvia dicari oleh polisi Jerman sehubungan dengan berbagai kasus penipuan, ia memutuskan untuk tidak memberitahu polisi karena takut ditangkap dan diekstradisi ke Jerman.
Sebaliknya, ia menyeret tubuh Heinz P. ke garasi dan menyembunyikan mayat itu di tempat sampah setelah membungkusnya dengan plastik.
Namun mayat itu ditemukan beberapa bulan setelahnya dan Silvia ditangkap karena dicurigai melakukan pembunuhan.
Baca : Ditanya Terkait Pungli, Kepsek SD 004: Saya Tanya Apa Maunya?
Menurut seorang ahli farmakologi, jumlah tablet yang diberikan kepada pasangannya cukup untuk menjadi racun.
Namun, penyebab pasti kematian tidak dapat ditentukan karena ketika mayat itu ditemukan itu berada dalam ‘keadaan dekomposisi’.
Selama sekitar tiga minggu selama tubuh korban dibiarkan membusuk di tempat sampah, Silvia juga kemudian menjual mobil Heinz P dan menggunakan kartu kreditnya.
Jenis Obat Tidur dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Dilansir Surya.co.id dari Alodokter.com, obat tidur adalah jenis obat yang diresepkan oleh dokter sebagai pengobatan jangka pendek untuk masalah gangguan tidur.
Penggunaan obat tidur wajib di bawah pengawasan dokter.
Jika tidak dikonsumsi dengan bijak, obat tidur dapat membawa efek samping yang berbahaya,mulai dari gangguan ingatan, alergi, hingga ketergantungan dan kematian.
Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakannya, ada baiknya mengetahui apa saja efek samping yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan obat tidur.
Jenis Obat Tidur
Ada berbagai jenis obat tidur dengan manfaat dan risiko penggunaan yang berbeda.
Ada yang dapat membuat Anda tidur lebih lama atau membantu Anda untuk lebih mudah tidur.
Obat tidur dalam kelompok benzodiazepine disebut sebagai penenang sistem saraf pusat yang berperan memperlambat kerja sistem saraf.
Sementara kelompok lain, non-benzodiazepine, memiliki efek samping lebih aman.
Untuk dapat menemukan obat yang tepat, sebelum meresepkan obat tidur, dokter akan menanyakan pola tidur Anda dan berbagai aktivitas lain yang bisa memengaruhi tidur Anda.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes untuk mendeteksi kondisi yang melatarbelakangi gangguan tidur.
Jika memang diperlukan, dokter akan meresepkan obat tidur untuk periode waktu tertentu untuk melihat efek samping dan manfaatnya.
Diskusikanlah dengan dokter mengenai jenis, dosis, dan efek samping obat tidur, termasuk ada tidaknya obat tidur generik dengan harga lebih ringan.
Anda tidak disarankan mengonsumsi obat tidur jenis lain tanpa sepengetahuan dokter, jika obat yang diberikan tidak memberikan efek sesuai harapan.
Efek Samping Obat Tidur
Seperti halnya obat-obatan lain, obat tidur juga memiliki efek samping. Efek samping setiap obat tidur berbeda-beda tergantung jenisnya.
Berikut beberapa efek samping yang umum terjadi:
Perubahan nafsu makan.
Berat badan bertambah.
Perubahan suasana hati (mood) atau perilaku.
Perubahan libido.
Gangguan pada ingatan dan tidak fokus.
Sensasi terbakar atau kesemutan pada kaki, lengan, tangan.
Diare.
Susah buang air besar atau kecil.
Susah menjaga keseimbangan.
Membuat anggota tubuh bergetar (tremor).
Sakit kepala.
Mulut atau tenggorokan kering.
Sering buang angin.
Mengantuk di siang hari.
Lemas.
Nyeri perut.
Mual.
Detak jantung tidak teratur.
Reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Reaksi ini dapat meliputi angioedema, yaitu pembengkakan parah pada wajah.
Menimbulkan ketergantungan. Tanpa obat tidur, Anda menjadi merasa semakin sulit tidur. Bahkan aktivitas tidur bisa menjadi saat yang paling mencemaskan.
Pada kasus tertentu efek samping dapat menjadi parah seperti parasomnia, yaitu tingkah laku dan tindakan yang tidak dapat dikontrol. Orang yang mengalami parasomnia menjadi tidak sadar apa yang terjadi. Di tengah ketidaksadarannya, penderita dapat berjalan, makan, bahkan menelepon sambil tidur.
Jika memang Anda perlu mengonsumsi obat tidur, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
Sebelum mengonsumsi obat tidur, ada baiknya periksakan diri terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya insomnia.
Obat tidur dianjurkan dikonsumsi 15 menit sebelum waktu tidur.
Jika tidak, obat ini dapat membuat Anda kehilangan konsentrasi dan kesadaran, sehingga akan membahayakan.
Pastikan Anda membaca semua instruksi termasuk dosis yang tertera pada label, terutama pada bagian efek samping. Konsultasikan ke dokter jika ada informasi yang tidak Anda mengerti.
Jangan sekali-sekali mengonsumsi minuman keras bersamaan dengan obat tidur.
Perpaduan obat tidur dan alkohol akan meningkatkan efek samping keduanya, dan dapat menyebabkan henti napas yang bisa berakibat fatal.
Anda juga tidak disarankan mengonsumsi jeruk Bali ataupun jus jeruk Bali saat mengonsumsi obat tidur.
Buah ini berisiko meningkatkan dan mempertahankan kadar obat yang diserap pembuluh darah sehingga menyebabkan dosis berlebih.
Hindari mengonsumsi suatu jenis obat tidur yang baru pertama kalinya Anda pakai, bila di pagi harinya Anda akan menjalani sebuah kegiatan penting seperti wawancara kerja atau rapat besar.
Anda tidak tahu bagaimana tubuh Anda akan bereaksi terhadap obat tersebut.
Beberapa jenis obat tidur memang hanya ditujukan untuk konsumsi jangka pendek, misalnya 10 hari.
Maka, hindari mengonsumsi obat tidur dalam jangka waktu lebih lama dari yang direkomendasikan dokter Anda.
Penghentian konsumsi obat tidur memerlukan waktu penyesuaian.
Terkadang insomnia dapat kembali muncul saat obat tidur berhenti digunakan. Konsultasikan ke dokter untuk menghentikan penggunaan obat tidur secara bertahap.
Segera periksakan diri ke dokter jika setelah mengonsumsi obat tidur, Anda mengalami nyeri dada, sulit bernapas, gangguan penglihatan, ruam, gatal, bengkak pada mata, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Pada akhirnya, mengonsumsi obat tidur disarankan menjadi alternatif terakhir setelah menempuh cara-cara lain yang lebih aman untuk menangani insomnia. (*)
Sumber : Surya.co.id