CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi mengungkapkan, Batam tetap tumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau meskipun saat pandemi Covid-19.
Hal itu dibuktikan dengan masuknya investasi perusahaan asal Singapura, SunSeap Group Pte. Ltd., senilai Rp 29 triliun.
Hal itu dikatakan Muhammad Rudi usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Co-founder and CEO SunSeap Group Pte. Ltd., Frank Phuan, Senin (19/7/2021) lalu.
Rudi mengharapkan investasi ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Batam dan dapat berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
BP Batam bersama SunSeap Group akan bekerja sama dalam pembangunan sistem fotovoltaik terapung (floating photovoltaic system, FPV) yang terbesar di dunia dan juga sistem penyimpanan energi (energy storage system, ESS) di atas waduk Duriangkang.
SunSeap Group akan memasang panel surya di genangan waduk dengan cara mengambang (floating). Nanti, hasilnya energinya akan diekspor ke Singapura dan sebagian untuk Batam. Ini akan menjadi salah satu yang terluas di Asia Tenggara dan pertama di Batam.
Muhammad Rudi mengatakan, BP Batam akan mengawal proses dan implementasi investasinya sebagaimana yang sudah tercantum dalam perjanjian agar dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu.
SunSeap Group adalah sebuah perusahaan penyedia energi bersih terbesar di Singapura yang didirikan pada tahun 2011. Solusi surya SunSeap yang telah terbukti untuk mendiversifikasi portofolio energi melalui model dan strategi biaya yang kompetitif.
Rudi mengatakan, proyek ini akan dilaksanakan pada tahun ini dan dimulai dengan persiapan perizinan dan kajian awal untuk implementasinya di genangan Waduk Duriangkang.
Rudi mengemukakan, rencana investasi ini mampu memberikan manfaat bagi Batam dalam beberapa hal.
Antara lain mendorong pengurangan emisi karbon, mendorong tercapainya target penggunaan energi terbarukan, mendorong investasi di Batam, meningkatkan potensi pendapatan PNBP BP Batam, dan meningkatkan kapasitas kesediaan listrik di Batam, serta untuk mendukung industri lainnya.
Ruang lingkup kerja sama ini akan meliputi pembangunan konstruksi solar panel dan floating ponton.
SunSeap berkewajiban mengutamakan material/bahan produksi dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia untuk pekerjaan yang dilaksanakan di Indonesia sesuai dengan ketersediaan bahan dan tenaga kerja.
“Ke depannya, lapangan pekerjaan akan tercipta sekitar 3.000 pekerja lokal, tidak hanya Batam, tetapi juga Indonesia,” ujar Rudi.
Setelah penandatanganan MoU ini akan di bentuk tim bersama untuk membuat kajian kelayakan dan kajian lingkungan serta perizinan dan relaksasi regulasi dengan target penyelesaian 12 bulan, yang dilanjutkan pembangunan selama 36 bulan.
Co-founder and CEO, SunSeap Group Pte. Ltd., Frank Phuan, mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada BP Batam, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura atas dukungan yang terus berlanjut untuk proyek ini.
Frank Phuan menyebut proyek ini sangat strategis karena merupakan bukti komitmen tegas Indonesia untuk melawan perubahan iklim dan pengurangan jejak karbon melalui pembangkit energi terbarukan.
“Dengan adanya proyek ini, juga akan membantu menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru, dan dalam waktu yang sama, adanya transfer keahlian di sektor energi terbarukan kepada masyarakat Batam,” ujar Frank Phuan.
“Saya sangat menghargai komitmen dan upaya yang dilakukan dari BP Batam, dan kami di SunSeap berkomitmen menjadi mitra dalam membangun FPV dan ESS terbesar di dunia,” tambah Frank.
Pengalaman SunSeap dengan energi terbarukan di Indonesia dimulai 15 tahun lalu ketika mengeksplorasi panel surya untuk menyalakan stasiun pengulang daya untuk perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
Ini adalah tahun yang sama ketika SunSeap menyelesaikan sistem jaringan surya pertama di Singapura pada 2006.
Saat ini, SunSeap adalah salah satu pemeran energi terbarukan rumahan terbesar di Asia Tenggara.
Kemampuan SunSeap dalam proyek energi terbarukan dimanifestasikan oleh rekam jejak untuk mengembangkan dan mengoperasikan armada aset di Singapura, serta seluruh kawasan Asia Tenggara dan Pasifik dengan panel surya di atap rumah, panel surya yang ditanamkan di tanah, dan panel surya terapung.
Saat ini SunSeap memiliki lebih dari 2GW pipa proyek di Singapura dan lebih dari 3.000 bangunan di seluruh Asia.
SunSeap Grup juga didukung dengan baik oleh pemegang saham terkemuka, yaitu Temasek dan ABC World Asia yang memberi dukungan tak terbatas, mewakili investasi kekayaan negara Singapura yang memegang 12% saham SunSeap.
Juga pemegang saham lainnya, termasuk Shell Tech Ventures, Banpu dan Bangkok Bank dari Thailand, Perusahaan Sumitomo, Sumitomo Mitsui Finance and Leasing dan Shikoku Electric Power dari Jepang dan Dutco dari Timur Tengah.
“Dengan posisi pasar yang kuat dalam pengembangan proyek, serta keahlian operasi dan pemeliharaan, kami yakin bahwa Sunseap dapat terus menjadi pelopor energi regional. SunSeap juga menggunakan analitik data canggih untuk mengoperasikan, memperkirakan dan melakukan pemeliharaan prediktif yang telah menjadi salah satu kekuatan utama kami di industri ini,” kata Frank.
“Klien kami di Singapura, termasuk pemerintah, perusahaan multinasional, seperti Apple, Facebook, Amazon dan Microsoft, serta juga ribuan usaha kecil dan menengah,” ujar Frank.
Frank meyakini, saat proyek ini telah selesai, maka energi terbarukan berdaya 2.2GWp FPV dan 4000MWhr ESS di Waduk Duriangkang yang merupakan waduk terbesar di Kota Batam, akan menjadi FPV dan ESS terbesar di dunia secara global hingga saat ini.
Penandatanganan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat BP Batam.
Yakni, Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan Wahjoe Triwidijo Koentjoro, Anggota Bidang Kebijakan Strategis Enoh P. Suharto, Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi Sudirman Saad, dan Anggota Bidang Pengusahaan Sjahril Japarin, serta Kepala Urusan Ekonomi Internasional BP Batam di Singapura Michael Goutama dan pejabat BP Batam lainnya.(dkh)