CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – dr Devi Sp.PD memaparkan cara membuat vaksin Covid-19. Diakuinya penelitian membuat vaksin berasal dari virus Covid-19.
“Ada yang mengambil badannya, ada yang mengambil bagian kapsulnya, ada yang mengambil bagian didalam-dalamnya. Bebebrapa teknik ini tentu akan menimbulkan kelebihan dan kekurangan masing-masing,” ujarnya dalam sosialisasi Vaksinasi Covid-19 di Dataran Engku Puteri, Senin (1/11/2020).
Selain itu, ada juga vaksin yang diambil dari virus yang hidup tapi dilemahkan. Namun WHO tidak menyetujuinya, lantaran membahayakan peneliti yang membuatnya.
“Kedua vaksin in active. Artinya diambil seluruh bagian dari virus ini. Tetapi dia tidak aktif. Artinya keaktifan virus itu dinilai dari kemampuannya membelah-membelah. Itulah ketika dijadikan vaksin tak perlu dikhawatirkan lagi karena dimasukkan ke badan kita adalah vaksin tidak aktif dan tidak bisa membelah,” paparnya.
Nah, lanjut dia, vaksin itulah yang dijadikan antibodi. Salah satu yang dicontohkan adalah vaksin yang dijadikan program pemerintah, yakni Sinovac.
“Vaksin ini disebut vaksin in active,” kata dr Devi
Kelebihan vaksin in aktif ini adalah, karena diambil dari seluruh bagian dari virus, imunnya akan semakin tinggi. Antibodi yang dihasilkan akan semakin banyak, dibandingkan kalau yang diambil hanya beberapa bagian dari virus itu sendiri.
Kekurangannya, vaksin ini lebih sulit dibuat karena, 1 ekor virus hanya bisa untuk 1 vaksin. Berbeda kalau hanya mengambil bagian-bagiannya, 1 ekor virus bisa untuk beberapa vaksin.
“Tempat penyimpanan yang in aktif ini bisa disuhu 2 sampai 8 derajat celius. Mungkin pertimbangan inilah yang diambil pemerintah. Karena lebih mudah distribusinya melihat demografi Indonesia,” katanya.
dr. Devi mengatakan, kemudian ada lagi vaksin yang hanya mengambil fragmen RNA atau DNA dari dalam vaksin. Ada juga vaksin faizer atau moderna, namun sampai saat ini belum sampai di Indonesia.
“Tempat penyimpanannya lebih dingin. Suhu minus 70 derajat,” katanya.
Ia menambahkan, hingga saat ini seluruh dunia rebutan vaksin. Sistem membelinya rebutan dan pesan dulu.
“Itu sebabnya vaksinasi tak bisa serentak. Seluruh dunia memakai sinovac,” katanya.
Di tempat yang sama Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan vaksin sinovac diambil lantaran pas dengan daerah Republik Indonesia yang tropis. Indonesia tak mempunyai tempat wilayah yang memiliki minus 70 derajat selsius.
“Artinya kalau tidak ada sia-sia dibawa ke Batam,” katanya.
Dalam sosialisasi ini, Rudi berharap seluruh FKPD bisa menjelaskan kepada masyarakat Kota Batam, kenapa vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia, khsusunya Batam. Sehingga tidak ada isu negatif yang beredar.
Rudi menegaskan sesuai surat Mendagri yang akan divaksin adalah tenaga medis. Sehingga diharapkan tidak ada warga yang protes ada yang divaksin dan ada yang belum.
“Kita didaerah saya mohon, apa yang menjadi keputusan pusat kita ikuti,” kata Rudi. (dkh)