CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN-Hernawati, seorang pensiunan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) di Tanjungpinang telah merasakan manfaat bergabung menjadi peserta JKN-KIS.
“Saya sudah bergabung menjadi peserta JKN-KIS sejak dulu ketika masih bernama Askes,” cerita Hernawati.
Hernawati bercerita bahwa suaminya Syafruddin (62), menjalani operasi bypass jantung di salah satu rumah sakit di Jakarta dengan memanfaatkan kartu JKN-KIS.
“Tahun 2015, suami saya operasi bypass jantung di Jakarta dengan menggunakan kartu JKN-KIS, dan gratis. Saya hanya mengeluarkan biaya transportasi ke Jakarta, kalau untuk biaya operasi sampai pemulihan pasca operasi semuanya gratis,” ungkap Hernawati.
Pada tahun 2015, suami Hernawati divonis dokter mengidap penyakit jantung, sehingga harus dirujuk ke RS di Jakarta untuk menjalani operasi bypass jantung.
“Awalnya kami pergi berobat ke RSUP Kepri, kemudian dokter merujuk ke RS di Jakarta untuk operasi bypass, Alhamdulilah mulai dari awal hingga akhir pengobatan lancar dan tidak ada kendala,” lanjut Hernawati.
Hernawati menyadari operasi bypass jantung memakan biaya yang besar, dan dengan memanfaatkan kartu JKN-KIS, dia dan suaminya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk operasi bypass.
“Jika tidak menggunakan kartu JKN-KIS, biaya operasi bypass suami saya mencapai angka Rp 300 juta. Kalau tidak ada JKN-KIS saya tidak tahu harus bagaimana,” lanjut Hernawati.
Saat ini suami Hernawati sudah pulih dan bisa beraktifitas seperti semula, dan setiap bulannya suami Hernawati kontrol ke RSUP Kepri dengan tetap menggunakan kartu JKN-KIS.
“Alhamdulilah suami saya sudah sehat, saya sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan karena suami saya bisa mendapatkan pelayanan hingga saat ini suami saya kontrol ke RSUP dan semuanya gratis,” tutup Hernawati.(ndn)