CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Warga Kelurahan Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri, khawatir terjadi banjir di pemukiman mereka.
Pasalnya hutan bakau yang menjadi daerah resapan air semakin hari semakin berkurang.
Kekhawatiran warga tersebut juga dikarenakan alur sungai sudah mulai tertutup.
Bahkan ujung saluran dari sungai yang menjadi saluran induk dari Seroja, Kamboja dan juga Kaveling Melati ditutup.
Asmal, warga yang sudah tinggal 20 tahun di Kaveling Melati mengatakan, dulunya kompleks pemukiman hanya Kaveling Melati.
Sementara di belakang pemukiman Kaveling Melati merupakan rawa dan hutan bakau.
Namun seiring waktu, rawa dan hutan bakau yang ada di Kaveling Melati sudah hampir habis ditimbun dan berubah fungsi jadi perumahan.
“Bisa lihat sendirilah sekarang, dulu lahan perumahan ini semuanya rawa dan hutan bakau, sekarang sudah menjadi komplek perumahan,” kata Asmal.
Ia menjelaskan, semakin menipisnya daerah resapan air di Kelurahan Sei Pelunggut, bisa mengakibatkan beberapa wilayah di Kelurahan Sei Pelenggut jadi langganan banjir.
“Saat ini sudah mulai terjadi di Kaveling Seroja, dimana setiap hujan deras turun daerah tersebut banjir, karena aliran air tidak lancar,” kata Asmal.
Ia juga menjelaskan jika hal itu terus dibiarkan, maka ke depan beberapa daerah di Kelurahan Sei Pelunggut akan menjadi langganan banjir.
Di tempat terpisah, Parlaungan Siregar yang dikenal sebagai Presiden Nato, dan juga Ketua Pemerhati Lingkungan Kota Batam sangat menyesalkan masih beraninya pengembang melakukan penimbunan hutan bakau.
“Presiden kita Bapak Jokowi datang ke Batam, untuk menanam bakau. Ini malah ada pengusaha timbun bakau. Ini sudah tidak masuk akal,” kata Presiden nato.
Ia juga meminta agar Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Kota Batam, harus kerja cepat agar jangan sampai hutan bakau di Batam, seluruhnya berubah fungsi.
“Saat ini wilayah Sagulung ini sedang menggeliat pembangunan. Kita sangat senang. Tetapi kita juga mengharapkan para pengusaha tetap menjaga lingkungan,” kata Presiden Nato.
Di tempat terpisaha Acai, pengembang Perumahan Jolin yang dikonfirmasi Tribunbatam.id menjelaskan, hutan bakau yang berada di belakang Perumahan Jolin, bukan miliknya.
“Lokasi Peta Wilayah (PL) yang kita miliki sudah jadi perumahan. Jadi kita tidak ada timbun bakau,” katanya.
Ia juga menuturkan, tidak mengetahui persis siapa pemilik PL yang melakukan penutupan alur sungai dan juga melakukan penimbunan hutan bakau yang ada di belakang perumahan yang mereka kembangkan.(mzi)