CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Kesal bukan main, begitulah reaksi Maruli Hotmartua Silalahi setelah mengetahui puteri sulungnya berinisial Gs (4) mengalami pelecehan seksual.
Dugaan pelecehan seksual yang dialami puterinya itu berawal beberapa saat lalu. Awalnya, ia tidak pernah mendengar keluhan dari korban. Hingga kemudian ia diminta sang istri, untuk memakaikan pakaian korban.
“Awalnya saya mau pakaikan celana anak saya (Gs, red), karena ibunya sedang membuka toko. Nah, saat itu anak saya bilang; Pelan-pelan pak.. Sakit,” kata Maruli, ayah korban, Sabtu (3/6/2017) siang.
Keluhan tersebut dirintihkan Gs di akhir November 2016 lalu, ia kerap merintih saat dimandikan orangtuanya. Hal yang lebih mengherankan, korban kerap berlari terbirit saat hendak dipasangkan celananya.
“Itu dia, sakit.. Sakit. Sering teriak begitu kalau mau dipakaikan celana,” ungkapnya.
Khawatir dengan kondisi yang dialami puteri sulungnya itu, sang ibu langsung memeriksa area kemaluan korban.
Alangkah terkejutnya, ibu korban mendapati sekitar daerah intim korban tampak bengkak. “Yang paling buat khawatir itu, kalau saya sentuh sedikit saja dia (Gs, red) langsung teriak kesakitan,” ungkap ibu korban.
Saat dikonfirmasi tim Central Batam, Sabtu (3/6/2017), sang ibu mengaku sangat terkejut dengan kondisi tersebut. Dia pun mengaku, kondisi Gs tiba-tiba berubah layaknya orang yang mengalami trauma mendalam usai pulang dari rumah tetangga, tempat korban yang masih di bawah umur ini dititipkan.
“Memang saya kalau pagi sampai sore selalu titipkan Gs ke tetangga. Kebetulan beliau (tetangga, red) sudah menikah dan hanya mengurus rumah tangga. Suaminya bekerja. Ya, berhubung beliau tidak punya kesibukan, maka kami menitipkan Gs disana. Karena kebetulan pula saya berjualan di salah satu toko di SP Plaza,” ungkapnya.
Selama dititipkan dibawah pengasuhan sementara tetangganya, Gs tak pernah mengeluh sedikit pun kepada orangtuanya. Namun, sekitar akhir November korban tampak trauma dan tak ingin lagi dititipkan ke kediaman tetangganya yang tidak jauh dari rumah Gs di Perumahan Buana Raya, Cluster Bougenville, Kecamatan Sagulung Kota, Batam.
Sangking takutnya dititipkan ke rumah tetangganya, Gs menangis dan menjerit histeris. Bocah 4 tahun itu bahkan menyebut anak laki-laki tetangga tersebut itu jahat.
“Iya, memang tetangga saya itu punya anak laki-laki. Namanya (Inisial; LLP). Saat kejadian itu, LLP masih duduk di bangku salah satu SMP Swasta di kawasan Batuaji, Batam. Nah, putri saya itu selalu sebut nama anak tetangga, tempat dia dititipkan. Katanya dia takut, kalau dititipkan takut diapa-apakan oleh LLP. Pokoknya (Gs) nangis dan gak mau lagi bertemu dengan dia (LLP, red),” papar ibu korban.
Mendengar keluhan tersebut, sang ibu langsung menanyakan alasan korban takut terhadap LLP yang masih berusia sekitar 14 tahun itu. Seketika korban menjawab bahwa LLP kerap menarik korban menuju kamar mandi dan kemudian melakukan aksi-aksi tidak senonoh.
Parahnya, LLP disebut kerap menjamah kemaluan korban. Merasa hal tersebut sangat sumir, Maruli bersama istrinya pun langsung menuju ke rumah tetangga, tempat Gs biasa dititipkan.
“Langsung kami tanyakan, kenapa kemaluan anak saya tampak kemerahan dan bengkak. Kami juga menanyakan, kenapa anak saya mengaku LLP sering memegang-megang kemaluan putri kami. Dan saat itu pula tetangga saya hanya diam dan mengaku tidak mengetahui hal itu,” ungkapnya.
“Ibu si LLP itu malah menyanggah bahwa anaknya tidak melakukan apapun kepada putri saya. Dia malah berkilah, bengkaknya kemaluan putri kami karena iritasi. Katanya bukan karena hal-hal seksual,” imbuhnya.
Merasa tidak percaya dengan penuturan sang tetangga, kedua orangtua korban pun langsung membuat laporan ke Mapolsek Sagulung, Batam. Maruli pun meminta petugas kepolisian untuk melakukan tindakan medis berupa Visum et Repertum, untuk mengetahui kondisi kemaluan korban sebenarnya.
Dari laporan tersebut, Maruli menduga LLP lah yang melakukan tindakan asusila tersebut dan menjadikan LLP sebagai pihak terlapor.
“Sudah, sudah kami laporkan. Tapi seperti tidak ada tindak lanjut dari polisi, makanya kami selaku orangtua sangat kecewa dan meminta Polsek Sagulung segera melanjutkan kasus ini. Jangan di-‘Peti Es’ kan laporan kami,” tegas Maruli, meminta kasus yang menimpa putrinya itu untuk dilanjutkan.