CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-Lia Arzalina, salah seorang Mahasiswi di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Sina yang dikabarkan hilang sejak Minggu (3/7/2016) lalu, sekitar pukul 11.00 WIB tak kunjung diketahui keberadaannya hingga detik ini, Selasa (5/7/2016) siang.
Hingga sang ayah, almarhum Zamzali (48) tewas karena bertabrakan dengan truk Container di jalan Trans Barelang, sekitar 500 meter sebelum Jembatan I Barelang. Sang putri sulungnya itu tak kunjung ditemukan.
Bermaksud untuk mencari sang putri, yang tak kunjung kembali kerumah. Zamzali malah meregang nyawa, lantaran tak kuasa menahan sakitnya hantaman container yang membuat seisi tengkorak kepalanya keluar. Selain itu, paha dan tulang kering kaki bagian kanan korban juga patah karena kecelakaan nahas, Senin (4/7/2016) lalu.
Saat dikonfirmasi, Ibunda Lia hanya terbaring lemah dikediamannya, di Kavling Sagulung Baru, Blok B2 Nomor 09, Batu Aji, Batam.
Dalam kondisi lemah, sang ibu terus berseru dengan suara serak memanggil nama putrinya itu.
“Nak.. Pulanglah sayang, ibu kesepian,” ungkapnya.
“Lia.. Bapak pergi sayang, mencari kamu.. Pulanglah nak, pulang kerumah kita,” curahnya terpilu tangis.
Karena tidak bisa memberi keterangan terlalu lebar, tim kembali menelusuri dan mengkonfirmasi rekan-rekan sebangku kuliah Lia Arzalina. Saat dihubungi melalui telepon selularnya, Nurul Mustaniroh turut menyampaikan rasa dukanya terhadap keluarga teman kuliahnya itu.
Nurul mengatakan, sejak dinyatakan hilang pada Minggu (3/7/2016) lalu. Lia tak lagi diketahui keberadaannya hingga hari ini.
“Pertama dengar kabar hilangnya Lia itu dari teman-teman lain, makanya saya langsung buat status di Media Sosial (Medsos, red) berisi pengumuman hilangnya Lia,” kata Nurul.
“Eh, saat mau posting, saya dengar lagi Ayahnya Lia kecelakaan dan meninggal dunia. Itupun kejadiannya saat almarhum sedang diperjalanan dan berusaha mencari Lia,” ungkapnya.
Disela kesibukannya, Nurul menceritakan, bahwa ia dan Lia Arzalina merupakan teman 1 kelas di STAI Ibnu Sina, Batam. Baru saja menyelesaikan pembelajaran di Semester IV dan akan naik ke Semester V, Lia disebut-sebut sebagai mahasiswi yang berkarakter pendiam dan tidak banyak bergaul.
“Kami pas mau naik semester V, Lia itu pendiam, pemalu dan ga terlalu bebas pergulannya. Dia juga tipikal yang murah senyum,” ujar Nurul.
Selain itu, Nurul juga sempat mengetahui bahwa Lia memang memiliki seorang teman dekat. Hal itu diketahui Nurul, dari informasi yang diberikan ibunda Lia.
“Kata ibunya Lia ada pacar, tapi pacarnya sudah mudik beberapa hari lalu. Sementara, Lia kan hilang hari Minggu,” cetusnya.
Atas tragedi yang terjadi dikeluarga rekannya itu, Nurul mengaku terharu melihat perjuangan seorang ayah yang berusaha mencari putrinya, meski akhirnya meninggal akibat kecelakaan Senin lalu.
Selain itu, ia juga prihatin melihat kondisi Ibu kandung Lia yang terbaring lemh dan kini hanya ditemani adik perempuan Lia.
“Lia itu dua bersaudara, adiknya perempuan dan adiknyalah yang sekarang menjaga dan merawat ibunya,” katanya lagi.
Nurul bersama rekan-rekannya yang lain mengaku bahwa Lia merupakan sosok yang tidak gegabah dan sulit mengambil inisiatif yang dianggapnya bertentangan. Ditambahkannya juga, pihaknya sudah berupaya untuk mencari Lia, namun hingga saat ini tak kunjung ditemukan dimana keberdaannya.
“Sampai saat ini belum ketemu juga, kami bingung mau cari kemana lagi. Kami harap, jika ada yang temukan Lia bisa segera hubungi kami. Atau segera melapor kekantor kepolisian terdekat agar Lia bisa segera ditemukan,” harapnya.
Penulis : Junedy Bresly