CENTRALBATAM.CO.ID, NIAS-Bencana gempa bumi yang mengguncang Pulau Nias, Rabu (22/6/2016) pagi tadi, sekitar pukul 09.42 WIB, ternyata masuk dalam klasifikasi gempa tektonik atau gempa yang terjadi akibat pergerakan lempeng aktif disekitar Pulau Sumatera dan lempeng Samudera, disebelah Barat Nias.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi terjadi sekitar pukul 09.42.03 WIB dengan kekuatan 5,1 Skala Richter (SR).
Gempa kali ini terjadi pada Episenter koordinat 0,91 LU dan 97,29 BT, tepatnya di laut pada jarak 24 kilometer arah barat daya Nias Barat, di kedalaman 24 kilometer.
Adapun dampak gempa bumi kali ini, menyebabkann wilayah atau lokasi gempa mengalami guncangan yang dirasakan di Nias Barat mencapai III-IV MMI (II SIG BMKG), di Nias Utara III-IV MMI (II SIG-BMKG) dan di Gunungsitoli II-III MMI (II SIG-BMKG).
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi Nias ini terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal, karena hiposenternya di kedalaman 24 kilometer.
Berdasarkan data kedalaman ini, maka diperkirakan hiposenternya terletak di bidang kontak antar lempeng tersebut.
Catatan data seismotektonik setempat menunjukkan, disekitar pusat gempa bumi ini terdapat aktivitas gempa bumi dengan mekanisme sesar naik (thrust fault). Sehingga di zona ini masih termasuk zona megathrust, namun demikian karena kekuatan gempa bumi yang terjadi relatif kecil maka tidak berpotensi tsunami.
Dengan terjadinya gempabumi Nias yang kedua ini, maka sejak tadi malam zona gempa Mentawai dan Nias sudah diguncang 3 kali gempa signifikan, yaitu (1) gempa Mentawai M=5,2 (2) gempa Nias Barat M=4,9 dan (3) gempa Nias Barat M=5,2.
Jika kita perhatikan sepintas terhadap rentetan aktivitas gempa yang terjadi, seolah di zona ini sedang terjadi saling picu aktivitas gempa. Sehingga wajar jika beberapa warga kembali melontarkan pertanyaan kepada BMKG, apakah rentetan gempa tersebut saling berkaitan?
“Tentu saja untuk menjawabnya cukup sulit, Jika kita tinjau 2 kejadian gempa di Nias barat tampaknya memang ada keterkaitan, hal disebabkan karena lokasi episenternya yang berdekatan. Namun jika rentetan 3 gempa signifikan ini dihubungkan dengan kemungkinan sebagai gempa pendahuluan untuk terjadi gempa bumi yang lebih besar, maka dalam hal ini kita tidak akan berhandai-handai. Peristiwa gempabumi memang belum dapat diprediksi secara pasti dimana, kapan, dan berapa kekuatanya. Kita berharap 3 peristiwa gempa signifikan ini bukan merupakan gempa bumi pendahuluan,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG‎ pusat.
“Untuk itu, kepada masyarakat di Kepulauan Mentawai dan Pulau Nias, dihimbau agar tetap tenang, waspada, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG, serta tidak terpancing isu, karena ketiga gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami” tandasnya.
Penulis: Junedy Bresly