CENTRALBATAM.CO.ID – Wakil Gubernur Kepulayan Riau H. Isdianto menginginkan Kepulauan Riau menjadi Provinsi yang bersih. Yakni bersih wilayah lautnya serta bersih lingkungan di sekitar tempat tinggal.
Menurut Isdianto terwujudnya kebersihan wilayah laut merupakan salah satu bentuk upaya dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan. Sedangkan kebersihan lubgkungan tempat tinggal guna meningkatkan kesehatan.
Hal ini dikatakan Isdianto usai menghadiri launching Gerakan Indonesia Bersih dalam Rapat Kerja Nasional, Pusat dan Daerah di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
“Menjaga kebersihan merupakan kewajiban kita bersama. Usai rapat ini kita akan segera memanggil instansi terkait untuk menindaklanjuti hasil rapat ini. Masalah kebersihan ini penting, selanjutnya kita akan mensosialisasikannya kepada masyarakat. Diawali dari anak-anak SD. Seperti diantaranya agar anak-anak rajin mencuci tangan dan buang sampah pada tempatnya,” kata Isdianto.
Isdianto yakin, kebiasaan hidup bersih yang didisiplnkan sejak kecil akan berdampak hingga dewasa. Namun menurut Isdianto, hal ini harus didukung oleh semua pihak. Dan diawali dari lingkungan terkecil yakni keluarga.
Rakornas ini dihadiri oleh sejumlah Menteri kabinet Indoneaia Kerja seperti Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tjahyo Kumolo, Menteri KLH Siti Nurbaya, Menko PMK Puan Maharani, Menteri Perindustrian, Menteri Kesehatan Nina Moeloek, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wamen ESDM Chandra Taher dan Kepala Bappenas.
Sedangkan dari Kepulauan Riau, pada kesempatan ini Wakil Gubernur Kepri Isdianto didampingi Walikota Tanjungpinang H. Syahrul, Wakil Bupati Karimun dan Wakil Bupati Anambas.
Dalam sambutannya Menteri Luhut mengatakan bahwa permasalahan yang sudah ada adalah masalah stunting. Hal itu akibat dari masyarakat yang tidak mau membuang sampah pada tempatnya. Seperti sampah plastik, hal tersebut bisa menjadi mikro plastik, kemudian dimakan oleh ikan dan hewan. Kemudian ikan itu dikonsumsi oleh anak-anak. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab utama stunting.
“Kita butuh kerjasama untuk mengatasi ini. Harus ada gerakan bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan kita,” ujar Luhut.
Pada 12 Maret 2019 nanti World Bank akan mengadakan rapat di Indonesia. Karena mereka menganggap Indonesia sudah mampu menyelenggarakan ini. Dia juga menegaskan jika 80 persen sampah di laut merupakan sampah kiriman dari darat, tegas Luhut.
“Dengan Perpres nomor 83 tahun 2018 tentang Sampah Laut, target nasional kita adalah pengurangan Sampah Plastik di Laut sampai dengan 70 persen pada tahun 2025,” tegas Luhut.
Adapun Mendagri Tjahyo Kumolo dalam sambutannya mengatakan jika Kemendagri akan selalu mendukung segala keputusan dan aksi dari Menko Maritim dan KLH, serta menantikan arahan selanjutnya untuk membuat Indonesia menjadi bersih dan sehat.
Adapun Menteti Lingkungan Hidup Siti Nurbaya sendiri mengungkapkan data bahwa jumlah sampah organik sebesar 60 perwen pada tahun 2013, 67 persen di tahun 2016. Sedangkan sampah plastik sebesar 14 persen di 2013 dan 16 persen di tahun 2016.
“Kita berharap agar di tempat wisata jangan sampai ada sampah yang tersisa. Memohon para pemimpin daerah untuk memperhatikan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dikhawatirkan sampah-sampah sudah menggunung dan berbahaya jika terjadi longsor sampah,” ujar Siti pada kesempatan ini.
Siti juga mengapresiasi karena sudah ada beberapa daerah yang menetapkan aturan untuk penggunaan kemasan dan mebguranngi penggunaan bungkusan plastik di mal-mal.
“Terimakasih pada kepala daerah dan para aktivis yang sudah berusaha mengurangi sampah di daerahnya.
Mengharapkan pemda dapat membantu dan memvasilitasi aktivis dan komunitas masyarakat yang perduli terhadap penanganan sampah di daerah,” harap Siti.
Adapun Puan Maharani mengatakan jika Gerakan Revolusi Mental menjadi hal yg sangat penting dalam mewujudkan Indonesia beraih.
” Kita tidak bisa begitu saja merubah kebiasaan yang ada selama ini. Kita harus secara perlahan. untuk mencapai itu semua, untuk membuat Indonesia lebih baik dan bersih, kita harus bersama-sama dan komitment,” ujar Puan.
Menurur Puan, Indonesia bersih harus dimulai dari yang kecil dan simple. Yakni tifak membuang sampah sembarangan dan sebagainya.
“Kita harus memberikan contoh pada anak anak kita. Seperti saat makan permen, bungkusnya jangan dibuang sembarangan, begitu juga saat makan jeruk, kulit jeruknya jangan dibuang dijalan. Sebaiknya membawa tempat minum atau tumlbler sendiri, untuk mengurangi plastik dan sedotan dari tempat minum,” ujar Puan.
Tapi saya percaya dan yakin, masyarakat kita sangat sadar terhadap kebersihan. Sebagai contoh, kita lihat saat Asian Games 2018 kemarin. Hampir semua venue bersih. Nyaris tidak ada sisa sampah. Itu mencerminkan masyarakat Indonesia memang sadar terhadap kebersihan.
Masalah sampah bukan hanya permasalahan sampah yang dibuang. Tetapi juga berkaitan dengan tingkah laku dan kebiasaan kita, mari kita rubah kebiasaan dan budaya buang sampah kitatutup Menko Puan. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri PUPR RI.
Lebih detil lagi Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa sampah rumah tangga, sampah plastik, sampah B3 dan sampah medis dapat mempengaruhi polusi terhadap udara, air, tanah, pangan serta dapat mengakibatkan berbagai penyakit menular yang sangat berbahaya.
“Makanya kita harus menggalakkan cuci tangan bagi anak-anak sejak usia dini. Mari kita biasakan hidup sehat, jangan lupa gerakan masyarakat sehat,” ujar wanita yang akrab disapa Nila tersebut. (*)
