CENTRALBATAM.CO.ID – Sebagai upaya pembersihan laut dari cermaran sampah di perairan, Kota Batam membutuhkan kapal pengangkut untuk menyisir berbagai macam limbah yang mengapung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dendi Purnomo, ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa saat ini pemerintah baru memiliki dua kapal kayu pengangkut sampah di sekitar Perairan Tanjungpinggir dan Perairan Bengkong, padahal sampah bertebaran nyaris di penjuru pulau berbentuk kepala jengking itu.
“Laut kita banyak sampah, terutama di kawasan pesisir yang ada pemukiman,” kata Dendi.
Dinas Lingkungan Hidup telah mengusulkan pengadaan kapal kayu pancung pengangkut sampah pada APBD 2018.
“Kami usulkan setiap kecamatan ada kapal pancung,” kata Dendi seraya berharap pengajuan itu disetujui.
Sampah yang bertebaran di laut, kata dia, kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga yang dibuang ke laut. Sebagian lainnya merupakan kiriman dari kapal yang labuh jangkar di tengah laut dan daerah lain dan terbawa arus laut ke pantai-pantai dan pinggir laut.
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah ke laut, melainkan mengumpulkannya ke suatu lokasi, agar bisa dikelola pemerintah dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Tak hanya di Batam, Pulau Belakang Padang, juga tampak dikepung sampah, mulai dari bibir pelantar di pelabuhan hingga ke sekitar pasar rakyat. “Sampah di sini (Belakang Padang, red) sungguh merusak pemandangan. jelek sekali jadinya,” kata Ratna, seorang pengunjung.
“Tuh.. Itu lihat sendiri, sampahnya menumpuk di pinggiran semua. berbau pula,” sindirnya.
Menanggapi kesan negatif tersebut, Sekretaris Camat (Sekcam) Belakang Padang, Wagiman mengakui kesulitan mengangkut sampah berserakan di pinggir pulau yang berseberangan dengan Singapura itu.
“Kami tidak ada kapal untuk menyisir sampah. Kapal yang ada rusak,” kata Wagiman.
Penampakan ini masih terus terjaga sampai kini, sebagai gerbang paling depan, Belakang Padang dan Batam jelas sangat jauh dari kata indah. Hal ini tentu saja menjadi masalah paling nyata yang menghambat peningkatan pariwisata di Batam. Hal inilah yang diharapkan warga untuk secepatnya dapat ditangani, dengan hasil akhir kembali meningkatkan potensi bahari Batam dan Belakang Padang di mata Internasional.
