CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bintan meminta kepada Polres Bintan menangkap 6 pelaku pencurian ikan yang menggunakan bahan peledak (mengebom) di perairan Wie, Kecamatan Tambelan beberapa waktu lalu.
Dikatakanya, penangkapan ikan dengan bahan peledak dapat merusak kawasan konservasi laut sebab mengakitbatkan kerusakan hingga 70 persen.
“Kita berharap polisi dapat menangkap pelaku pengoboman ikan tersebut. Sebab aktifitas tersebut dapat merusak terumbu karang,”ujar Penanggung Jawab Coral Reef Rehabilitation and Management Program-Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) Kabupaten Bintan, Syarviddint Alustco saat dikonfirmasi, Minggu (14/8/2016).
Dijelaskannya, nelayan seringkali menangkap ikan yang hidupnya bergerombol dengan bahan kimia atau peledak. Ledakan yang ditimbulkan dari bahan peledak yang umumnya memiliki bobot sekitar 1 Kg itu menimbulkan tekanan atau gelombang tinggi sehingga banyak ikan yang mati.
“Bahkan dampak dari ledakan itu juga ikut memusnahkan ekosistem terumbu karang maupun padang lamun atau rumput laut. Karena kondisi termbu karang tak stabil atau di atas substrat, hal seperti ini larva karang sulit untuk tumbuh dan berkembang biak. Sehingga tidak lagi menjadi daya tarik bagi ikan dewasa untuk mendiaminya,”bebernya.
Sementara, Kapolres Bintan, AKBP Febrianto Guntur Sunoto mengakui jika ada nelayan asal Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) yang melakukan penangkapan ikan mengunakan bahan peledak di Perairan Kecamatan Tambelan.
“Pelaku ada enam orang. Semuanya berhasil ditangkap anggota Koramil dan UPT DKP setempat. Namun dalam perjalanan tiga diantaranya berhasil kabur,” jelasnya.
Sementara, ketiga pelaku yang diamankan, lanjutnya, merupakan ABK kapal dan saat ini sudah diserahkan dari Polsek Tambelan ke Satreskrim Polres Bintan. Diantaranya Ewan bin Manik Warsih, Alek bin H Yusuf Basuk, dan Pakau bin Pacali.
“Dan tiga pelaku lainnya yang berhasil melarikan diri yaitu nakhoda kapal, La Paudi serta perakit bom ikannya, Sutardi dan La Tangka,”akunya.
Selain itu sejumlah barang bukti juga berhasil diamankan diantaranya 1 set alat selam, 3 karung amonium nitrat, 7 buah detonator, 20 buah detonator rakitan, dan 1 unit radio keenwood 7.3 obs.
Untuk para pelaku, akan dijerat dengan Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 1951 tentang senjata api dan bahan peledak pasal 1 ayat (1) dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara, dan UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan pasal 84 ayat 1 dengan ancaman 6 tahun kurungan penjara serta denda maksimal sebesar Rp1,2 miliar. Kemudian Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya Jo UU Nomor 7 Tahun 1999 Jo UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang satwa yang dilindungi dengan ancaman 5 tahun kurungan penjara serta denda Rp 250 juta.
Penulis :Setianus Zai
