CENTRALBATAM.CO.ID – Perbuatan bejat paman membuat salah satu siswi kelas 6 SD di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat ini harus melahirkan anak.
Kasus kejahatan seksual yang dilakukan seorang paman kepada dua ponakannya berusia 13 tahun merupakan saudara kembar, membuat salah satunya hamil.
Bahkan korban tidak mengetahui dirinya hamil dan menganggap perut yang semakin hari membesar itu adalah penyakit.
Kedua keponakannya ini merupakan saudara kembar, yang mana satu di antaranya sampai hamil, sebut saja korbannya A dan B.
Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana yang ditemui Tribun, mengungkapkan bahwa korban yang hamil saat ini telah melahirkan di salah satu Rumah Sakit di Kota Pontianak.
Korban telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat, dengan berat 2,6 kg, sementara itu saudara kandung masih berada di Kecamatan Batu Ampar.
Baca Juga:Â Bejat! Paman Ini Diduga Cekoki Keponakannya Hingga 2 Kali Gugurkan Kandungan
Devi mengungkapkan bahwa kasus ini pertama kali terkuak saat korban A yang saat ini telah melahirkan dan ditanyai oleh guru kelasnya yang merasa curiga dengan perut dari siswi semakin hari semakin membesar.
Sang guru pun bertanya kepada A dan kemudian guru yang curiga melaporkan hal ini ke pihak kepolisian.
Mengetahuinya hal itu, Devi menerangkan bahwa pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan, dan menanyai korban, serta dilakukan tes kehamilan.
Maka terkuaklah seluruh perbuatan bejat dari sang paman yang mencabuli kedua keponakannya hingga satu di antaranya hamil, dan hari ini telah melahirkan.
“Kejadian ini terbukanya bulan 12 lalu, si siswi ini ditanyai oleh gurunya, yang merasa curiga karena perutnya korban ini semakin besar, setelah ditanya dan pihak guru melaporkan ke pihak Kepolisian, atas kecurigaan ini, dan dibawa ke Puskesmas untuk di cek, ternyata benar, anak ini sedang hamil,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa kedua korban tinggal bersama dengan ibu dan pamannya yang berinisial SD (23) serta keluarga yang lain di rumah warisan keluarga ayah, yang mana ayah dari korban saat ini tidak diketahui dimana rimbanya.
“Ibunya ada juga tinggal di rumah itu, mereka ini tinggal di rumah warisan dari pihak ayah, lalu ada keluarga mereka yang lain juga. Jadi pelaku dan korban ini memang satu rumah,” ungkapnya.
Devi mengungkapkan bahwa dirinya telah menemani korban di rumah sakit, saat korban hendak melahirkan.
“Kasihan si anak ini, kemarin dia di rumah sakit itu meraung-meraung kesakitan, karena anak usia 13 tahun kan masih belum sempurna organ reproduksi dan tubuhnya,” ungkapnya.
Baca Juga:Â Berhubungan dengan Pria Berbeda, Wahyuni Bingung Siapa Bapak dari Bayi yang Dilahirkan
Ia pun bersyukur, korban telah melahirkan anak dengan selamat.
Korban bercerita kepadanya, bahwa korban mengungkapkan bahwa masih tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.
“Dia ini kemarin tidak paham kalau dirinya hamil, yang taunya perutnya ini kenapa semakin hari semakin besar, dia khawatir dengan perutnya yang besar bukan karena dia tau dia hamil, tapi takut ada penyakit lain,”ungkap nya.
Saat ini, korban masih dalam tahap pemulihan secara fisik dan mental.
Korban pun bercerita kepadanya bahwa korban sangat ingin tetap melanjutkan sekolahnya.
“Dia ada bilang, masih pengen melanjutkan sekolahnya,” ungkapnya.
Devi mengungkapkan bahwa, kejadian saat ini, dengan lahirnya anak dari korban kedua bukan lah klimaks atau puncak dari kasus ini.
Namun ujian bagi korban akan lebih besar setelah ini.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap korban agar korban bisa tetap kuat, dan pihaknya juga akan menyiapkan sekolah bagi korban agar tetap bisa lanjutkan pendidikannya.(*)
sumber: Tribun PontianakÂ