CENTRALBATAM.CO.ID, JOHOR – Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tenggelamnya boat di pantai Tanjung Balau, Johor, Malaysia, terus bertambah.
Hingga saat ini sudah 19 korban ditemukan dalam kondisi meninggal setelah delapan korban baru lagi ditemukan, kemarin.
Sebanyak 17 orang masih dicari dan korban selamat 14 orang.
Tim SAR Malaysia memperluas areal pencarian. Seluruh korban adalah pekerja migran ilegal karena tidak memiliki dokumen apapun.
Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono mengatakan, kapal tersebut diduga berangkat dari Tanjunguban, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, membawa 50 PMI ilegal.
Mereka berangkat sekitar pukul 02.00 WIB dinihari dan tenggelam sekitar pukul 04.30 waktu Malaysia (sekitar 03.30 WIB).
Posisi kapal tenggelam sudah berada di pinggir pantai, kemungkinan kapal tersapu ombak saat para penumpang turun dari kapal.
“Jadi bukan tenggelam di laut dalam karena itu sudah di pantai,” kata Hermono dalam keterangan resminya, Kamis (15/12/2021).
Anggota SAR Tanjungpinang Agung Satria mengatakan, titik kordinat tenggelamnya kapal hanya berjarak 0,3 mil dari bibir pantai Tanjung Balau.
Kepala Bagian Humas Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, pihaknya mengirimkan KN Belut Laut-406 untuk membantu evakuasi korban.
Dalam konferensi pers pada Kamis sore, Wakil Direktur Operasi Maritim Malaysia (APMM) Johor, Kepten Maritim Simon Templer dalam jumpa pers, Kamis sore mengatakan bahwa kepolisian Malaysia telah mengidentifikasi koordinator sindikat imigran ini.
“PDRM dan kepolisian Indonesia akan berkoordinasi untuk menangkap para pelaku,” katanya seperti dilansir Kantor berita Bernama.
Simon mengatakan, operasi pencarian dan penyelamatan akan dilakukan setidaknya selama empat hari ke depan.
Areal pencarian juga diperluas melalui udara dan laut menjadi 146,81 mil laut.
Sebab, korban terakhir yang ditemukan berada sekitar dua kilometer dari titik terbaliknya kapal.
Simon mengatakan, sejumlah pihak dilibatkan, seperti PDRM (kepolisian), Pemadam Kebakaran (JBPM), pertahanan sipil (APM), Kementerian kesehatan (KKM) serta Angkatan Laut Malaysia (RMN), melibatkan 146 personel.
Sedangkan untuk identifikasi jenazah, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, baik pihak KJRI di Johor maupun jajaran terkait yang didatangkan dari Indonesia.
Berita Harian Malaysia melaporkan, berbagai barang-barang pribadi yang dipercaya milik korban bertebaran di pantai dan laut. Selain pakaian, kosmetik, tas, juga ada foto pasangan lelaki dan wanita.
Ada juga perlengkapan salat, seperti songkok dan sajadah.
Sementara, boat yang membawa mereka juga sudah diamankan. Boat berwarna gelap tersebut memiliki empat mesin yang totalnya 200PK. (mzi)