CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA-Perum Bulog mencatatkan kerugian sebesar Rp 903 miliar pada kuartal pertama di tahun 2017 ini.
Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol menjelaskan, buruknya kinerja Bulog bukan karena kinerja perusahaan itu memburuk.
“Ini karena Bulog belum bisa menyalurkan Rastra (beras untuk keluarga sejahtera) pada tiga bulan pertama ini. Efeknya, biaya operasional Bulog terus jalan meski beras belum disalurkan,” ujar Iryanto.
Iryanto mengatakan, bisnis Bulog sangat tergantung kebijakan pemerintah. Sebab, sekitar 70 persen pendapatan Bulog itu dari penjualan beras bagi warga miskin. Lantaran Bulog tidak membagikan beras ini, pendapatan Bulog anjlok.
Bulog yakin, seiring penyaluran beras akan mulai didistribusikan kuartal II ini, pendapatan Bulog kembali melesat.
“Efeknya akan kelihatan kuartal kedua nanti,” ujarnya.
Setiap bulan, Perum Bulog sejatinya mendapatkan perintah penyaluran rastra sebesar 250.000 ton beras.
Dengan begitu, beras yang belum disalurkan mencapai 750.000 ton. Jika beras tersalur, Bulog bisa dapat pendapatan sekitar Rp 1 triliun.
Tak cuma kinerja keuangan buruk, hingga April 2017, Bulog baru menyerap gabah setara beras 900.000 ton. Padahal, merujuk target Bulog , semester I tahun ini bisa bisa menyerap 2,5 juta ton hingga 3 juta ton.
“Kami optimis bisa kejar penyerapan karena panen masih berlangsung,” ujarnya. (ktn/ctb)