CENTRALBATAM.CO.ID, KARIMUN-Jufisal (29) seorang pemuda di Karimun nekad bekanja menggunakan uang palsu (upal). Tidak itu saja Jufisal juga mencetak upal dengan menggunakan aplikasi photoshop lalu diprinter.
Mantan mahasiswa Universitas Padjajaran Bandung yang kuliah hingga semester enam ini kemudian membelanjakan upal tersebut ke warung.
Jufisal diamankan karena hasil penelusuran polisi terhadap temuan upal di sebuah warung yang terletak di samping Mako Polres Karimun. Jufisal sempat membeli rokok, minuman kemasan gelas dan obat batuk sachet menggunakan upal pecahan Rp 100 ribu pada Selasa (8/5/2018) sekira pukul 17.00 WIB.
Pemilik warung, Ratna Damayanti baru mengetahui Jufisal berbelanja dengan upal setelah yang bersangkutan meninggalkan warung. Anak pemilik warung melakukan pengecekan karena merasa curiga. Saat diperiksa, uang tersebut terasa licin dan saat diterawang tidak ada gambar airnya. Ratna pun kemudian membuat laporan ke SPKT Polres Karimun.
“Pemilik warung membuat laporan setelah saksi mengecek. Saksi kemudian membuat laporan polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Karimun, AKP Lulik Febyantara dalam ekspos di Polres Karimun, Jumat (11/5/2018).
Setelah melakukan penyelidikan, Tim Opsnal Satreskrim Polres Karimun yang dipimpin oleh Kanit I menangkap di Jufisal di kediamannya di Kolong Bawah, Kelurahan Sungai Lakam, Kecamatan Karimun pada Rabu (9/5/2018) sekira pukul 18.20 WIB.
Selain Jufisal, polisi juga sempat membawa seorang rekannya yang berinisal Ma. Namun hingga saat ini untuk Ma polisi belum menetapkannya sebagai tersangka atau baru sebagai saksi. Karena dari hasil pemeriksaan sementara polisi Ma tidak ikut, tapi hanya sebatas mengetahui Jufisal mencetak dan membelanjakan.
“Sejauh ini belum ada kaitan. Tapi kita masih dalami apakah saksi ini ada turut serta atau hanya sebatas mengetahui saja,” jelas Lulik
Dari Jufizal, polisi mengamankan barang bukti upal pecahan Rp 100 ribu sebanyak satu lembar, upal pecahan Rp 50 ribu sebanyak satu lembar, satu unit laptop merk Asus, file aplikasi photoshop dan soft copy gambar uang pecahan Rp 100 ribu lama dan Rp 50 ribu lama, satu unit printer merk epson dan beberpa barang belanjaan yang dibelinya menggunakan upal.
“Jadi dia ambil (gambar uang) di google kemudian masuk ke aplikasi photoshop. Dia pun sudah ahli membelanjakan di warung-warung yang penjaganya sudah tua,” kata Lulik.
Karena pernah belajar di Bandung dan baru kembali ke Karimun pada Januari 2018 lalu, Satreskrim Polres Karimun juga berkoordinasi dengan Polda Jabar dalam pengembangan kasus upal tersebut.
“Apakah tersangka Jufisal ini berkaitan dengan tindak pidana upal yang di Jabar,” ujarnya.
Jufisal yang dihadirkan dalam ekspos di Polres Karimun, mengaku sudah dua bulan mencetak upal dan tujuh kali dibelanjakan di beberapa warung.
“Saya pernah kuliah jurusan informatika, tapi sampai semester enam saja. Karena butuh duit. Buatnya dua bulan terakhir ini,” kata Jufisal.
Atas perbuatannya Jufizal dikenakan pasal 36 ayat 1, 2 dan 3 Undang-undang Nomor 7 tahun 2011 tentang mencetak, menyimpan, dan menyebarkan uang palsu, dengan ancaman hukuman kurungan penjara maksimal 10 tahun. (*)
