Sebagai makhluk paling mulai dan sempurna diantara makhluk lain, manusia wajib banyak-banyak belajar. Sebab, diantara manusia juga ada yang termulia, terbijak dan terpintar.
Orang tua dulu sering kali mendoktrin kita bahwa harus mendengar dan nurut pada orang yang lebih tau dari kita. Padahal seseorang itu lebih bijak dan pintar bukan dari umur. Melainkan, karena banyak belajar dari berbagai sumber.
Seorang Kong Hu Cu guru besar yang meninggal pada zaman Dinasty Zhou ajarannya bisa diterima hingga Jepang, Vietnam dan Korea karena belajar dari alam semesta.
Putra bungsu dari Shu Liang He dan Yan Zheng Zai itu belajar dari kebiasa alam seperti perubahan langit, aliran sungai hingga daun yang tergoyang oleh angin.
Selain Kong Hu Cu, banyak bermunculan guru besar yang telah mengubah dunia. Namun, karena ilmu pengetahuan itu tanpa batas, manusia harus terus belajar. Karena semakin banyak belajar, semakin bijak pula kita dalam bertindak. Dan semakin bijak kita dalam mengambil sebuah tindakan, semakin sukses pula kita dalam berbagai bidang.
Kali ini, kita belajar dari seekor dar raja burung atau yang disebut burung Rajawali.
- Satu kegagalan yang didapat, satu tekhnik yang diperoleh.
Gelar ‘Raja’ untuk burung ini tidak membuat ia begitu lahir langsung bisa terbang tinggi. Sebelum menguasai langit, induk burung ini terlebih dahulu mengajarkan anaknya terbang. Ia membawa anaknya terbang tinggi, kemudian ia melepaskan di tinggian tertentu. Dan ketika jatuh, ia menangkap anaknya. Hal ini dilakukan sang induk hingga ia yakin anaknya telah terbang tinggi.
Banyak artikel buku dan artikel serta pembicara yang hanya memberikan kita contoh kesuksesan Thomas Alva Edison yang gagal ribuan kali. Tapi sangat jarang kita membaca atau mendengar mereka menceritakan kegagalan anak burung Rajawali saat pertama kali mencoba terbang.
Kata orang bijak ‘kegagalan adalah awal dari kesuksesan’. Jangan pernah takut apalagi kecewa saat gagal. Karena setiap kegagalan terbang si Rajawali selalu ada teknik baru yang dipelajari. Dan setiap kegagalan yang kita peroleh adalah kesuksesan memahami hal baru.
- Melawan arah angin/arus
Ketika terbang, burung rajawali melawan arah angin. Sebab, semakin kencang angin menerpa sayap-sayapnya ia semakin tinggi terbang sepertia layang-layang yang bisa terbang karena melawan ara angin.
Banyak orang mencari titik aman dengan berkata “ikut arus aja dah”. Padahal dengan mengikuti arus membuat dirinya lepas dari tantangan.
Jika ingin sukses, kita harus menyadari bahwa hidup adalah tantangan. Sebab setiap tantangan yang kita hadapi akan membawa kita pada kemurnian ibarat emas yang diuji dengan api.
- Pandangan Jauh
Ketika jenis burung ini terbang melawan arah angin, ia menujukan bahwa dirinya memiliki pandangan dan keyakinan yang kuat.
Diwakt luang saya ngopi dan ngobrol di warung kopi atau saat memberikan training, sedikit orang yang memiliki pandangan kedepan. Ketika saya bertanya, satu atau lima tahun kedepan mau jadi apa? Umumnya berkata “nggak tau” atau “belum tau”. Dan biasanya setelah berpisah dan ketemu lagi, kehidupan mereka hanya berjalan ditempat.
Miliki lah pandangan atau yang sering disebut sebagai visi. Karena dengan visi yang anda miliki membuat anda siap menghadapi tantangan. Dan ingat, rajawali tidak hanya siap melawan arah angin, tapi ia juga melakukannya.
Dan kata Jhon Maxwell, kalau anda tidak membayar sesuatu atas visi anda, itu menghayal namanya.
- Santai dengan tatapan yang tajam (terus belajar)
Burung rajawali terlihat sangat lembut. Namun dibalik kelembutanya, ia memancarkan mata yang tajam. Mata yang tajam ini memperhatikan lingkungan sejauh matanya memandang. Hal ini yang membuat ia mampu mengerti menantang alam (melawan arah angin).
Tatapan mata yang tajam selain mawas diri, ia juga bisa membadakan mana mangsa dan musuh dari kitinggian.
Terus lah belajar, karena ilmu pengetahuan itu merupakan jendela dunia. Dan cahaya kehidupan terpancar didalamnya.
Sekian dan terimakasih,