CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA – Mutmainah (28), ibu yang memutilasi bayinya Arjuna (1) sudah berkomunikasi dengan keluarganya dan dimintai keterangan oleh polisi. Dia menceritakan alasannya menghabisi nyawa anaknya hingga keretakan rumah tangganya.
Ibu dua anak ini masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati ditemani kakaknya, Mohamad Wahidin (25). Kepada kakaknya, Mutmainah menceritakan tidak menyesal memutilasi anaknya karena dirinya merasa yang dipotong-potong bagian tubuhnya itu sebuah boneka.
Pembunuhan sadis itu dilakukan Mutmainah dengan harapan agar salah satu kakaknya yang bisu bisa bicara kembali.
Tidak hanya itu, Mutmainah juga bercerita kepada adiknya, Mohamad Riswanto (27), tentang pernikahannya dengan Aipda Deni yang sedang di ujung tanduk.
Wahidin (35) bertanya kepada adiknya, Mutmainah, adakah rasa penyesalannya setelah memutilasi bayinya.
“Nggak ada karena yang saya potong boneka. Tapi kenapa dia (anaknya) mati,” kata Wahidin menirukan jawaban Mutmainah kepada wartawan, di kediamannya di Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat pada Selasa, (4/10/2016).
Dari keterangan yang disampaikan Mutmainah kepada Wahidin, Mutmainah membunuh anak kandungnya saat pagi hari.
“Pas dia duduk (di RS Kramat Jati) saya tanya. Kapan kamu melakukan itu? Dia jawab pagi. Tapi nggak tahu jam berapa. Itu (cerita) setelah suntik bius,” jelas Wahidin.
Mutmainah diketahui memutilasi anaknya, Arjuna (1) pada Minggu 2 Oktober 2016 malam. Dia masih menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Polri.
Mutmainah memutilasi dengan menggunakan pisau dapur. Sebelum melakukan mutilasi, Mutmainah mengasah pisau dengan batu agar tajam.
Keluarga membantah Mutmainah disebut mempelajari ilmu hitam.
“Enggak benar sama sekali. Tidak benar. Kalau benar ilmu hitam dia kan suaminya. Kenapa enggak melarang. Intinya itu tidak benar,” kata Wahidin.
Tindakannya dilakukan agar salah satu kakaknya yang bisu bisa bicara kembali.
“Untuk mengobati kakak yang bisu ada lima yang dipotong, kuping, lidah kemaluan dan jari kaki. Lidahnya harus ditindik,” ujar Wahidin.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan sebelumnya mengatakan Mutmainah sudah belajar ilmu hitam selama 2 tahun.
“Mutilasi itu sudah kita dalami, ada kelainan jiwa dia daripada istrinya. Dia menuntut ilmu tertentu yang mungkin dia tidak bisa menghadapi itu, sehingga ada bisikan-bisikan dari yang dia dengarkan apabila ilmunya bisa sempurna dia harus mengorbankan anaknya,” kata Iriawan.
Keluarga menyebut rumah tangga Mutmainah Aipda Dedi tidak harmonis. Mutmainah jadi sering terlihat murung setelah menikah.
“Pas nikah sama si Deni, tubuhnya jadi kurus. Dulunya gendut,” kata Mohamad Wahidin (35), kakak Mutmainah, kepada wartawan di kediamannya di Cengkareng, Jakarta Barat Selasa (4/10/2010).
Perubahan sikap juga sangat dirasakan pihak keluarga. Keluarga merasa khawatir dengan kondisi Mutmainah.
“Setelah menikah murung. Sebelumnya biasa, sering bercanda. Pas (kerja) jadi caddy golf malah senang. SMA malah lebih happy,” kata Wahidin.
Sebelum mengontrak di tempat yang menjadi TKP dua bulan yang lalu, Mutmainah dan Deni tinggal di rumah keluarga besarnya. Ada pula orang tua dan beberapa kakaknya di rumah tersebut.
“Abang-abangnya melarang pindah biar tinggal bareng sama keluarga. Soalnya sering ribut rumah tangga,” kata Wahidin.
Menurut Wahidin, Deni sering mengekang Mutmainah. Mutmainah sendiri belum didaftarkan sebagai istri polisi. “Setahu saya, tetangga juga ngerti. Orang itu (Deni) mengekang. Tidak boleh dekat dengan saudara,” kata Wahidin.
Puncak keributan rumah tangga adalah keinginan Mutmainah untuk bercerai dengan Deni. Hal ini disampaikan kepada Mohamad Riswanto (27), adik Mutmainah.
“Dua bulan yang lalu Ka Iin (Mutmainah) telepon saya, dia bilang, ‘Ris kakak enggak kuat lagi sama Deni. Kakak ingin cerai saja.’ Saya bilang, ya sudah terserah kakak saja,” kata Riswanto.
Kondisi kejiwaan Mutmainah sudah membaik. Namun, tingkah lakunya masih seperti orang depresi.
“Sudah mendingan sekarang sudah bisa salat. Mengenali keluarganya,” kata Wahidin.
Selain itu, Mutmainah sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian meminta keterangan kemarin, Selasa (4/10/2016) sekitar pukul 14.00 WIB di kamarnya di RS Polri, Kramat Jati.
“Polisi bertanya, kenapa lakukan itu (memutilasi anaknya)? Atas dasar apa?” Kata Wahidin.
Pihak keluarga merekam apa yang disampaikan oleh Mutmainah. Ketika diminta oleh wartawan menerangkan apa yang dikatakan Mutmainah, Wahidin akan memberitahu secara lengkap apabila suami Mutmainah, Aipda Deni tidak diberhentikan dari kepolisian.
“Ada dua rekaman, tapi sekarang belum bisa diedarkan. Durasi 15 dan 8 menit. Intinya, penyebab dia depresi. Kenapa pisah rumah tangganya,” kata Wahidin.
Trending
- Polisi Tangkap Terduga Pembunuh DA di Natuna
- Cen Sui Lan dan Jarmin Sidik Resmi Ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Natuna Terpilih
- PLN Batam Sukses Keandalan Sistem Listrik Natal dan Tahun Baru 2025
- Kapolda Kepri Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat Utama Polda Kepri
- 198 Personel Perwira Menengah Polda Kepri Dimutasi
- KPU Natuna Tetapkan Cen Sui Lan-Jarmin Sidik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
- Penemuan Jasad Wanita di Air Kolek, Polisi Selidiki Penyebab Kematian
- Kapolda Kepri Rayakan Natal Bersama Oukumene Keluarga Besar Polda Kepri