CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Kapal Motor (KM) Bukit Raya dinilai abaikan kenyamanan penumpang. Pasalnya, kondisi deck 3 tercium bau kotoran manusia yang diduga akibat pecahnya saluran water closet dari toilet. Akibat pecahnya saluran pembuangan BAB ini membuat air mengendap di lantai.
“Ada saluran yang bocor dari toilet,” ujar salah satu penjaga Pelni Mart yang enggan namanya disebut, Minggu (21/7/2019).
Meskipun di atas kapal ada beberapa petugas cleaning servise yang bertugas, tidak membuat endapan air kotor yang menyengat hidung itu langsung dibersihkan.
Selain itu, terdapat beberapa lampu yang harusnya menerangi seluruh ruangan rusak. Bahkan Air Conditioner (AC) juga rusak. Akibatnya, seluruh kedua deck yang sempat dipantau media ini pengap dan membuat beberapa penumpang terpaksa buka baju dan memilih tidur di teras lantai lima dan enam.
“Sebenarnya tidur di teras lantai itu sangat berbahaya karena takutnya pas ngantuk terguling ke laut. Cuma karena baud an panas, terpaksa ambil resiko. Tidur-tidur ayam saja di sana ntar,” ujar Dany salah penumpang di Deck 4.
Terkait kondisi ini memang sempat mendapat respon dari customer service yang meminta maaf atas kekurangan saat itu. Meskipun pengumanan itu di lakukan usai menjauh dari pelabuhan Tanjung Periok sekitar 3 jam pada hari Jumat (19/7/2019), namun hingga hari minggu (21/7/2019) saat kapal berlabuh di Kijang tetap saja dengan kondisi yang sama.
Apakah hal ini sekedar menghibur atau mencoba melempar kesalahan? Hanya para awak kapal yang tahu. Karena salah satu petugas yang diduga merupakan Kapten Kapal terlihat sibuk enggan menjawab pertanyaan terkait kondisi kapal.
Pria yang setiap keluar itu selalu menyibukan diri dengan hp itu terlihat tidak peduli dengan keselamatan para penumpang yang tidur bebas di teras kapal.
Selain itu, beberapa sekuriti (satpam) di sana juga terkesan arogan kalau ditanyai. Misalnya, saat ditanya “kenapa para buruh boleh naik, dan penumpang tidak boleh turun” petugas yang langusng menyembunyikan name tag itu malah mengancam dengan berkata “saya tidak peduli kau mau apa. Aku yang bertanggungjawab disini”.
Sehubungan dengan kejadian ini, diharapkan pihak Pelni lebih tegas demi kenyamanan dan keselamatan saat menggunakan kapal. Karena bagaimanapun, penumpang yang naik di KM Bukit Raya telah membayar tiket. Dan bahkan harga berbagai kebutuhan disana juga tergolong mahal.
“Tiket kita bayar, makan, minum dan rokok mahal pun terkadang kita beli. Kog malah diperlakukan seperti ini,” pungkas penumpang lain, Rahmat. (Ndn)