CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA-Sejumlah bank besar memacu ekspansi pada perbankan digital. Aksi ini ditempuh sebagai upaya untuk mencegah digerogoti oleh perusahaan teknologi keuangan (fintech) yang terus menjamur.
Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, ada 160 perusahaan fintech di Indonesia. Sebagian besar perusahaan ini menggarap ladang bisnis pinjaman uang dengan skema peer to peer lending.
Sis Apik Wijayanto, Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan, tahun ini pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp 2,4 triliun untuk mengembangkan digital banking.
Dana ini untuk meningkatkan perangkat keras, perangkat lunak dan server. Dia menambahkan, BRI fokus meningkatkan fitur mobile dan internet banking.
Senada, Lani Darmawan, Direktur Perbankan Konsumer PT CIMB Niaga Tbk mengatakan, banknya sudah gencar berinvestasi di digital banking dalam beberapa tahun terakhir.
“Karena berdasarkan survei, yang diinginkan nasabah adalah layanan cepat, tepat, dimana pun dan kapan pun,” ujar Lani
Di lini bisnis perbankan digital, tahun ini CIMB Niaga fokus memacu pembukaan akun rekening baru, cross selling dan meningkatkan transaksi mobile banking.
Bank kecil pun turut berlomba membesar lini bisnis perbankan digital. Misalnya saja PT Bank Ina Perdana Tbk yang mengincar bisnis digital banking seiring dengan status mereka yang naik kelas ke bank umum kegiatan usaha (BUKU) II pada tahun ini.
Pasca rights issue yang dilakukan pada Maret 2017, permodalan Bank Ina berpotensi bertambah sebesar Rp 695,41 miliar dari sebesar Rp 454,4 miliar di akhir 2016.
Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina bilang, pihaknya akan langsung tancap gas mengembangkan transactional banking. Bank yang sebagian sahamnya dimiliki Salim Group ini akan mengoptimalkan digital banking untuk menggenjot penyaluran kredit mikro lewat fitur semisal virtual account dan internet banking.(ktn/ctb)