CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-Banjir setinggi 30 Centimeter yang menggenangi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tiban 3, Sekupang, Batam, Rabu (22/6/2016) siang, sempat membuat petugas yang berjaga panik.
Pasalnya, air yang membanjiri fasilitas umum ini, hampir menggenangi bibir tangki penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU bernomor seri 14.294.702.
Karena terancam kemasukan air, beberapa petugas sempat mencoba mengalihkan arus air ketempat yang lebih rendah. Akan tetapi, ketinggian air tetap saja bertambah dan semakin membuat cemas petugas yang ada.
“Ngeri juga kalau airnya masuk kedalam tangki, bisa-bisa cadangan minyak untuk masyarakat tercampur dan tentunya bisa merusak tangki maupun kendaraan yang kemasukan air,” kata salah seorang petugas yang cemas jika tangki penyimpanan kemasukan air.
Diketahui, banjir yang menggenangi areal SPBU Tiban 3 disebabkan oleh guyuran hujan lebat, disertai angin kencang yang terus melanda hingga lebih dari 60 menit.
Dengan cepat, air menggenangi seluruh areal SPBU dan membuat para pengendara yang tengah mengisi bahan bakar terlihat panik dan kebingungan.
SPBU dengan nomor 14.294.702, yang berlokasi tepat diseberang Komplek Ruko Tiban Impian ini, awalnya hanya digenangi air dengan ketinggian beberapa centimeter saja. Hal tersebut turut diakui para petugas yang berjaga dan melayani permintaan pengisian bahan bakar minyak (BBM).
“Memang sejak pagi sudah hujan lebat, ditambah anginnya kencang. Nah, mulailah tergenang. Tapi hanya beberapa centi saja,” kata salah seorang petugas SPBU tersebut.
Dikatakannya juga, setelah diguyur hujan beberapa menit kemudian. Volume banjir yang menggenangi areal SPBU terus meninggi dan tercatat sekitar pukul 13.00 WIB, mencapai ketinggian 30 Cm.
“Ya, tak lama kemudian memang langsung semakin tinggi. Lebih dari mata kaki orang dewasa,” tambahnya.
Pantauan tim CentralBatam dilokasi, ketinggian banjir masih tetap sama dan belum menunjukkan tanda-tanda penyusutan. Sementara, aktifitas pengisian bahan bakar masih terus dilakukan, meski para pengendara penuh kecemasan dan takut tergelincir.
Penulis: Junedy Bresly