CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA-PT Astra International Tbk (ASII) akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 20 triliun pada tahun 2017. Jumlah ini termasuk jumlah dari Rp 5 triliun untuk anak perusahaan yang tidak dikonsolidasinya. Jumlah belaja modal sama dengan anggaran 2016.
ASII juga mempersiapkan sebesar Rp 15 triliun untuk anak perusahaan yang dikonsolidasikan di beberapa lini bisnis, seperti agribisnis, alat berat, pengembangan ritel, dan proyek-proyek infrastruktur.
“Sebanyak Rp 2,2 triliun akan dialokasikan untuk sektor agribisnis, sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun untuk PT United Tractors Tbk (UNTR), terutama untuk alat berat, dan untuk pengembangan ritel Astra sebesar Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2 triliun, “kata Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto.
Astra Group juga berencana untuk bekerja pada proyek-proyek infrastruktur secara bertahap, seperti proyek jalan tol Kertosono-Mojokerto senilai Rp 4 triliun, serta Kunciran-Serpong proyek jalan tol.
ASII akan mengandalkan kas internal untuk mendukung belanja modal di tahun ini, bukan melalui aksi korporasi atau pinjaman perbankan.
“Kami akan menggunakan arus kas internal, dengan alasan bahwa posisi keuangan kami tetap solid,” kata Prijono.
Sebelumnya, ASII telah mengalokasikan sebesar Rp 6 triliun untuk properti dan infrastruktur proyek. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mengakuisisi 40 persen saham PT Bhaskara Utama Sedaya dari PT Interra Indo Resources.
Analis Aditya Srinath di JP Morgan, mengatakan beberapa sentimen positif akan mempengaruhi harga saham ASII di tahun ini, termasuk penjualan roda dua dan roda empat kendaraan, yang berpotensi meningkat. Kinerja anak perusahaan ASII, seperti UNTR, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), serta lini bisnis jasa keuangan juga akan berpengaruh terhadap harga saham ASII.
“Kami memprediksi bahwa minyak sawit, kendaraan, dan alat berat divisi dari Grup Astra akan memberikan kontribusi yang signifikan (untuk harga saham ASII),” kata Aditya dalam risetnya.
Namun, Aditya juga menyebutkan bahwa beberapa faktor mungkin risiko untuk saham ASII di masa depan seperti masalah berkepanjangan pada kualitas aset PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan meningkatnya kompetisi. Mereka mungkin berdampak pada keuntungan dan pangsa pasar Astra Group di bidang usaha jasa keuangan.(ktn/ctb)