CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Penggunaan boat pancung, atau kapal kayu yang menjadi salah satu transportasi andalan penyeberangan antar pulau, khas Kota Batam kian memperiatinkan. Bagaimana tidak, ditengah buruknya kondisi perairan perlengkapan keselamatan penumpang di dalamnya nihil.
Pantauan tim Central Batam, di Pelabuhan pancung, Sekupang, Batam, Sabtu (18/2/2017) pagi. Puluhan boat yang berjejer di ponton pelabuhan, tak satupun dilengkapi life jacket atau pelampung.
Mirisnya, pagi ini saja sudah ratusan penumpang yang di seberangkan dari Batam menuju Kecamatan Belakang Padang dan sebaliknya tanpa dilengkapi alat bantu keselamatan itu.
Seakan tak jera dengan berbagai kecelakaan laut yang pernah terjadi, para tekong (nakhoda) boat pancung tampak biasa saja dalam menyeberangkan penumpang.
Saat ditelisik, dari data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Hang Nadim, Batam tercatat bahwa ketinggian gelombang laut untuk wilayah Kepri, khususnya Batam masih terpantau meninggi.
Meski hanya di posisi 0.75-1,5 meter, namun ketinggian ombak seperti itu mampu mengancam jiwa penumpang yang tidak mengenakan pakaian keselamatan apapun.
Kondisi ini terus terjadi, dan seakan luput dari perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Akankah tragedi tenggelamnya boat pancung harus terulang, untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga keselamatan?
Kemudian, perlukah kecelakaan tragis yang menewaskan banyak jiwa agar Pemerintah mampu turun gunung untuk membuktikan ketegasannya?
