CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri menyebutkan, Kota Batam menduduki posisi tertinggi dalam hal peningkatan kekerasan seksual terhadap anak, sepanjang semester pertama di 2017.
Hal mencengangkan ini turut dibenarkan Erry Syahrial, Komisioner KPPAD Provinsi Kepri, Senin (7/8/2017) siang.
Erry menuturkan, di semester awal 2017, sudah ada 23 kasus yang dilaporkan dam masuk dalam daftar kerja jajaran tersebut. Dari jumlah itu, sebanyak 21 kasus melibatkan anak perempuan dan 2 kasus lainnya melibatkan anak laki-laki sebagai korbannya.
“Jumlah ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, di semester pertama. Fenomena ini sangat kita sayangkan, dimana masih banyak anak yang menjadi korban kejahatan orang-orang disekitarnya,” kata Erry, Senin siang.
Dia menuturkan, dari beberapa wilayah di Kepri, Batam lah yang paling banyak menyumbangkan laporan akan hal itu. Wilayah lainnya, ialah Tanjungpinang dan Bintan.
“Batam juaranya. Ada 12 kasus di sana, sementara Tanjungpinang ada 8. Dan di Bintan ada 4 kasus saja,” tuturnya.
Adapun usia rata-rata anak yang menjadi korban kejahatan keji ini mulai dari 5 sampai dengan 10 tahun. Inilah yang kemudian menempatkan ketiga wilayah itu sangat rentan akan terjadinya tindak pidana asusila tersebut.
“Memang di usia ini, anak sangat rentan mendapat aksi-aksi semacam itu. Oleh karenanya, kita juga mengharapkan peran orangtua bisa lebih ditingkatkan dalam pengawasan di dunia anak,” ujarnya.
Selain meminta peran orangtua lebih maksimal, Erry juga mengatakan bahwa pihaknya selalu melakukan pendampingan seperti rehabilitasi korban, memberikan penyuluhan kepada orang tua dan masyarakat luas tentang dampak dari tindak pidana tersebut.
“Kita berharap pemerintah di tiap-tiap daerah lebih memaksimalkan fungsinya untuk menangkal kejahatan ini. Jika tidak segera dituntaskan, akan semakin banyak anak yang jadi korban,” tegasnya.