CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA-Standarisasi bahan bakar Euro 4 ternyata berdampak kepada menurunnya produksi eksport sepeda motor Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Standarisasi tersebut, memperburuk target YIMM dalam penjualan produknya. Penjualan YIMM pada 2017 diprediksi jauh dari target yang diinginkan.
“Kemarin baru dapat informasi, karena apa? Karena di Januari 2017, itu semuanya sudah harus Euro 4. Sedangkan yang diekspor baru Euro 3,” kata Assistant General Manager Marketing YIMM Mohammad Masykur di Jakarta belum lama ini.
Indonesia sendiri saat ini masih menggunakan standarisasi Euro 3. Padahal, di Asia sudah ada beberapa negara yang menggunakan standar Euro 4.
Namun, untuk menerapkan Euro 4 haruslah diiringi dengan kualitas bahan bakar. Di Indonesia, mesin berstandar Euro 4 baru cocok dengan bahan bakar setara Pertamax Plus.
Saat ini YIMM, baru akan mengembangkan mesin dengan standar mesin Euro 4. Tentunya, upaya itu dengan tujuan menggenjot penjualan produk YIMM di skala mancanegara.
“Sehingga mereka setop dulu Euro 3-nya, tahan dulu. Jadi Januari 2017, akan kami genjot lagi. Speknya Euro 4, khusus yang eksport. Kamikan masih Euro 3,” ujar dia.
Pasar industri eksport seluruh merek sepeda motor saat ini sebetulnya tengah berkembang. Sepanjang tahun 2016, jumlah dengan tujuan negara di Eropa eksport hampir mencapai 400 ribu unit. Produk Yamaha, paling diminati di Eropa ialah scooter NMAX.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Shinduwinata, mengklaim saat ini pasar ekaport sepeda motor tanah air sedang menggeliat.
“Ekspornya cukup baik. Pasar ekspor meningkat,” ujar Gunadi.
Gunadi menjelaskan, untuk di tahun 2017, AISI memilih tetap pada target 10 persen pasar eksport. Artinya, 40 ribu unit sepeda motor siap diterbangkan ke mancanegara.
Untuk favorit di segmen ekspor, Yamaha masih menjagokan sepeda motor jenis skutik. Ada beberapa negara yang menjadi tujuan eksport, namun mayoritas dengan tujuan negara di Eropa.
“Tetap sama, negara cukup banyak. Tapi saya lihat ekonomi cukup stabil seperti di Eropa sana. Jerman, Belanda, Inggris, Belgia juga. Kalau Italy, mereka punya industri sepeda motor juga, jadi pasarnya susah ditembus,” kata dia. (ctb/cnn)