CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Sejak Jumat (1/1/2021) Kota Batam diguyur huja tanpa henti hingga Sabtu (2/1/2021).
Tidak hanya Kota Batam, namun sejumlah wilayah di Kepulauan Riau (Kepri) dilanda hujan hampir 24 jam tanpa henti.
Hujan turun sejak Jumat (1/1/2021) pagi hingga Sabtu (2/1/2020), yang mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang air.
Di Batam, hujan yang turun tanpa henti membuat sejumlah jalanan sepi.
Di tempat terpisah BMKG meminta warga waspada.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG sebelumnya sudah memprediksi akan kondisi cuaca di Kepri, khususnya di Batam.
Selain hujan lebat, BMKG juga meminta warga waspada akan adanya potensi angin kencang serta gelombang tinggi.
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam bahkan mengeluarkan peringatan kepada masyarakat.
Khususnya yang biasa beraktivitas di laut.
Ini karena tinggi gelombang laut di perairan Kepri diprediksi bisa menembus tinggi 5 meter.
“Gelombang tinggi dan angin kencang di wilayah perairan Timur Bintan, perairan Lingga, perairan Utara Bangka dan perairan Natuna dan Anambas,” ujar Forecaster on duty BMKG Batam, Riza Juniarti dalam keterangan yang diterima, Jumat (1/1/2021).
Data yang diterima, tinggi gelombang untuk wilayah perairan Batam dan Karimun diprediksi mencapai 1 meter.
Sementara untuk perairan Bintan/Tanjungpinang 2,5 meter, perairan Lingga 2 meter.
Kecepatan arus permukaan laut mulai dari 5 sampai 80 centimeter per detik.
Tidak hanya peringatan terhadap gelombang tinggi, BMKG juga meminta waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
“Sedangkan perairan Natuna dan Anambas mencapai 5 meter.
Waspada juga akan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Kepri terjadi pada pagi, siang dan dini hari,” tambahnya.
BMKG mengungkapkan jika kondisi cuaca tersebut terjadi disebabkan adanya pola siklonik dan daerah konvergensi (pertemuan massa udara) di wilayah utara Kepri.
“Menyebabkan bertambahnya peluang pembentukan awan-awan hujan.
Secara umum kondisi cuaca esok hari ini diperkirakan berawan dan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang,” jelasnya.
Rusak rumah warga di Lingga
Di awal tahun 2021, puluhan rumah warga di pesisir pantai Lingga Kepri terendam air laut setelah air laut pasang disertai angin kencang, Jumat (1/1/2021).
Bahkan, sebuah rumah milik Culiang, warga Kampung Sugi, Dusun 2 Busung terseret hingga masuk laut setelah sebelumnya dihantam ombak dan roboh.
Helmi, tokoh masyarakat Mensanak mengatakan, kejadian rumah roboh akibat disapu ombak laut terjadi sekira pukul 09.00 WIB.
Saat itu air laut sedang pasang tinggi, ditambah lagi kencangnya angin disertai hujan deras.
“Mungkin kondisi rumah sudah tidak kuat lagi tiangnya makanya roboh,” kata Helmi saat dihubungi.
Helmi berharap, warga yang tertimpa musibah segera mendapatkan perhatian pemerintah.
“Kalau bisa pemerintah segera turun ke sini. Kasihankan korban dan keluarganya,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, memasuki awal Tahun Baru 2021, hujan deras disertai angin kencang dan air laut naik terjadi di wilayah Kabupaten Lingga.
Salah satunya di Desa Duara, Kecamatan Lingga Utara. Akibat hujan deras, dilaporkan satu pohon tumbang di daerah itu.
Hal ini disampaikan Kepala Desa (Kades) Duara, Azhar.
“Benar sekitar pukul 10.00 WIB tadi ada pohon tumbang,” ujarnya, Jumat (1/1/2020).
Pohon tumbang itu sempat mengganggu lalu lintas di sebagian ruas jalan ke rumah warga.
Warga sekitar bergotong-royong membersihkan pohon tumbang dari jalan.
“Syukurlah tidak ada korban jiwa.
Hanya sedikit bagian ranting dahan yang menimpa teras rumah warga.
Sehingga timbul kerusakan kecil di bagian teras rumah,” terang Azhar.
Ia melanjutkan, pohon besar yang dekat dengan rumah warga tersebut tumbang akibat hujan deras ditambah lagi angin kencang.
“Saya selaku Pemerintah Desa Duara mengimbau kepada warga, terkhususnya warga Desa Duara untuk lebih berhati-hati dan waspada terkait datangnya musim penghujan kali ini. Apalagi di musim awal tahun, air laut naik semakin tinggi,” imbau Azhar.
Diketahui, hujan deras disertai air pasang semakin tinggi tak hanya terjadi di Desa Duara saja.
Dari pantauan, di wilayah lain seperti Desa Sungai Buluh, Singkep Barat, hujan disertai air laut naik meredam sejumlah rumah warga, tepatnya di Kampung Suak Rasau.
Sebuah pohon mangga dilaporkan tumbang, sekira pukul 13.40 WIB.
“Kami kaget ada bunyi bising, rupanya pohon tumbang di depan rumah,” kata Usup, warga Kampung Suak Rasau.
Syukurnya insiden pohon tumbang ini tidak memakan korban atau pun merusak warga. Namun terlihat pohon mengenai kabel rumah warga, dan pipa air.
“Ini air laut naiknya paling tinggi. Dulu tak pernah seperti ini naiknya,” kata beberapa warga yang mengobrol.
Namun begitu, tampak beberapa warga tidak mempersalahkan hal tersebut, karena air laut naik jadi fenomena musiman saat akhir tahun maupun masuk awal tahun.
Hingga saat ini beberapa warga Kampung Suak Rasau itu terlihat membicarakan fenomena itu.
Selain itu, juga tampak anak-anak berenang dan main hujan saat itu. Saat ini ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, dan di sudut lainnya juga mencapai pinggang.
.
Baca berita menarik CenntralBatam.co.id lainnya di Google News