CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-Perawakan cuaca dan arus perairan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali mengalami perubahan. Ini ditegaskan dari hasil data yang diperoleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Hang Nadim, Batam, Senin (22/8/2016).
Penampakan cuaca yang berpotensi diguyur hujan dan gelombang laut yang mulai menggelegar, turut menjadikan perairan Kepri menjadi penuh gelombang bagi aktifitas penyeberangan atau transportasi laut.
Pantauan tim Central Batam, terlihat dihampir seluruh bagian timur Provinsi Kepri tengah dihalau gelombang air laut. Dengan ketinggian gelombang mulai 0.75 meter hingga mencapai 1,5 meter, ini terjadi mulai dari Daik Lingga, Tanjungpinang, Bintan, hingga Batam.
Tak hanya itu saja, wilayah Kepulauan Natuna, Ranai juga terpantau digoyang ombak dengan ketinggian 0.75 meter hingga 2.0 meter.
Hal ini turut pula dienarkan oleh Kepala BMKG Stasiun Hang Nadim, Batam, Philip Mustamu. Dia mengatakan, ketinggian gelombang dan cuaca yang berubah-ubah cukup signifikan dan terjadi dihampir seluruh Kepri.
“Namun, untuk Batam, Tanjungpinang, Bintan, Daik Lingga masih terpantau tidak terlalu parah. Bisa dilakukan aktifitas penyeberangan, atau bisa juga melaut bagi nelayan,” kata Philip.
Namun, lanjutnya. Meskipun masuk dalam kategori aman, ia tetap menekankan kepada seluruh masyarakat Kepri yang melakukan aktifitas dilaut untuk lebih berhati-hati dan lebih awas akan perubahan cuaca, serta gelombang air laut.
“Masih bisa lah untuk beraktifitas. Tapi ingat, harus lebih awas. Karena bisa saja seketika berubah-ubah kondisinya,” ucapnya.
Dikatakannya juga, hal berneda diperlakukan untuk wilayah Ranai, dan Kepulauan Natuna.
Mengingat ketinggian gelombang ditempat tersebut lebih ekstrim dibandingkan Batam, maka segala aktifitas yang berhubungan dengan perairan diminta untuk dilakukan dengan sangat hati-hati dan memperhatikan kondisi sekitar.
“Memang disana terkenal dengan gelombangnya yang tinggi. Karena langsung berpapasan dengan laut lepas, jadi gelombang yang ada itu murni, tanpa adanya media perlambatan. Jadi bisa saja menghantam apa yang ada. Untuk itu, kita mintakan kepada seluruh masyarakat agar lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan laut,” tegasnya.
