CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN – Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Bintan, Shaleh Ahmad menegaskan, pihaknya secara mendasar sangat menentang dan menolak dengan tegas rencana kegiatan yang hendak dilakukan penganut Ahmadiyah di Desa Numbing. Hal ini kata dia, sangat berpotensi menimbulkan konflik yang berdampak langsung terhadap keresahan masyarakat Bintan khususnya yang ada di Desa Numbing.
Hal ini disampaikan sehubungan dengan rencana kegiatan Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) untuk melangsungkan kegiatan akbar di Desa Numbing Kecamatan Bintan Pesisir, Dia mengatakan rencana ini terus menuai kecaman. Sehingga diprediksi, rencana kegiatan yang akan dilakukan berujung pada konflik yang menyeret isu tentang Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA).
“Secara tegas kita (LAM) sangat menolak adanya kegiatan itu. Karena ini sangat meresahkan kita semua bila terjadi konflik nantinya,” ujar Shaleh, Kamis (8/9/2016).
Meskipun demikian ia berharap segenap kelompok masyarakat dan Pemerintah Daerah (Pemda) Bintan agar segera bertindak cepat dalam menyikapi persoalan sebelum terjadinya konflik. Namun ia juga berharap kegiatan JAI ini jika memungkinkan tidak adakan demi menjaga stabilitas keamanan.
“Sebaiknya Ahmadiyah tidak mengadakan kegiatan demi menjaga kenyaman dan keharmonisan hubungan sosial di masyarakat Bintan. Kita tidak ingin konflik terjadi di negeri yang kita cintai ini, sebaiknya pemerintah segera menuntaskan persoalan ini agar memberikan kepastian kepada masyarakat Bintan khususnya yang ada di Numbing,” harapnya.
Sementara itu, Front Pembela Islam (FPI) Kepri, Hajarullah Aswat bahkan mengeluarkan larangan keras kegiatan ini. Menurutnya, pihaknya tak segan-segan menurun massa ke Numbing untuk mencegah aktifitas kegiatan yang akan dilangsungkan oleh JAI. Sebab kata dia, JAI menurut Fatwa MUI sudah dinyatakan sebagai aliran sesat. Kemudian dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri menyatakan bahwa Ahmadiyah dilarang untuk menyebarkan ajaranya kepada masyarakat luas.
“Sudah sangat jelas dengan dasar-dasar itu. Kami sangat menolak, Insya Allah kami akan menurunkan massa kesana (Numbing-red),” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, JAI akan melangsungkan kegiatan pada tanggal 16 hingga 18 September 2016 pekan depan dengan mengundang para jemaah dari luar Bintan seperti daerah Batam dan beberapa daerah lain di Provinsi Kepri. Untuk mencari solusi terbaik agar konflik tak terjadi jajaran pemerintah dan aparat terkait terus melakukan rapat terbatas, namun sayangnya hingga saat ini belum ada tindak tegas dari pemerintah daerah khususnya Pemda Bintan dalam menyikapi persoalan ini.
