CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-Aktifitas Dump Truck dan excavators yang dikemudikan oleh para pekerja, dalam mengangkut tanah untuk menimbun pantai dan laut yang sering disebut ‘Reklamasi’ terus berlanjut.
Siang ini, terpantau disekitar laut mega proyek Ocarina, Batam Kota, Batam, aktifitas penimbunan pantai dan laut dengan menggunakan tanah timbun tampak terus dilakukan, Selasa (23/8/2016) sekitar pukul 13.00 WIB.
Pantauan tim Central Batam, terlihat excavator dan puluhan truk terus lalu-lalang dalam membongkar muat tanah yang diangkut dan disebarkan disekitar laut.

Terlihat, sekitar 200 meter luas permukaan laut dilokasi tersebut telah ditimbun dengan menggunakan bebatuan dan tanah.
Beberapa pengendara yang melewati jalan tersebut, juga dapat langsung menyaksikan penimbunan laut tersebut tanpa menggunakan alat bantu apapun.
Ditempat yang sama, juga terlihat beberapa perahu nelayan yang ditambatkan tak jauh dari permukaan tanah hasil reklamasi itu. Penampakan terakhir kali, aktifitas ini sempat terhenti dengan luas permukaan tanah hasil reklamasi yang tidak terlalu luas.
Kini, luasnya terus bertambah dan memanjang, hingga hampir seluruh permukaan laut disisi kanan jalan menuju Mega Proyek Ocrina tampak diratakan dengan tanah.
Selain itu, genangan rawa yang juga pernah ada disisi kiri jalan tersebut kini telah diratakan dan berubah menjadi permukaan tanah yang gersang. Sesekali juga tampak beberapa truk bermuatan tanah, yang hilir mudik dan membuang muatannya dibeberapa lokasi yang masih tergenang air payau dan laut.

Pemandangan asri nan sejuk lokasi ini yang dulu tak terjamah, kini berubah menjadi proyek raksasa yang mencuri keasrian alam dari masyarakat Batam.
Salah seorang pengendara, yang kebetulan berteduh dan memandang aktifitas tersebut, Alfred mengatakan. Ia sempat tak tahu akan proyek tersebut.
“Tapi pas saya kesini, baru kelihatan. Saya juga heran, laut seluas ini kok ditimbun? Hilang lah cantiknya pemandangan disini,” katanya.
“Itu juga, disana. Kemarin masih ada rawa dan airnya. Biasa orang-orang memancing disana. Sekarang sudah ditimbun pula, gersang sekali,” imbuhnya.
Seperti diketahui, kegiatan reklamasi pantai di Batam disebut-sebut lebih luas dan lebih banyak dibandingkan reklamasi di Teluk Jakarta yang tengah dibahas hebat.
Selain itu, Ketua Komisi II DPRD Batam, Yudhi Kurnain juga menyebutkan. Selama 5 tahun, pendapatan asli daerah (PAD) dari reklamasi hanya Rp 8 miliar.

Sementara, potensi keuntungannya kedepan bisa berlipat-lipat hingga ratusan miliar.
“Uang reklamasipun banyak yang disetor kepejabat dan preman. Sementara, ini potensi keuntungannya sangat besar sekali, kok PAD-nya cuma Rp 8 miliar?” kata Yudhi saat dikonfirmasi tim Central Batam.
Tak hanya itu, luas hutan bakau yang sejak awal ada 24 persen dari luas total Kota Batam, kini hanya tinggal 4 persen, akibat semakin galaknya kegiatan reklamasi.
Jika ditilik lebih dalam, hanya segelintir peraturan saja yang ada dan mengatur akan kegiatan reklamasi itu. Dengan inilah, para pengusaha yang ada terus menggerogoti kekayaan alam di Batam untuk menghasilkan keuntungan berlipat ganda.
Perlu diketahui, terdapat puluhan hingga ratusan titik reklamasi di Batam, yakni: Â
1. Patam Lestari
2. Bengkong Laut
3. Kampung Belian
4. Nongsa
5. Batam Centre
6. Pulau Bokor, Tiban dan lokasi lainnya.
Salah satu perkara yang jelas-jelas merusak ekosistem alam di Batam, yakni kegiatan reklamasi yang dilakukan pengusaha Achmad Mahbub alias Abob di Pulau Bokor.
Kala itu, sekitar 361 hektare lahan dirombak habis melalui izin yang diperoleh 4 perusahaan.
Ini ditegaskan dalam tataran kepemilikan, PT Berantai Bay Storage seluas 87 hektare, PT Rempang Sunset seluas 105 hektare, PT Sunset Sukses seluas 101 hektare dan PT Power Land seluas 68 hektare.
Namun, dalam pelaksanaan, keempat perusahaan ini tetap berkiblat kepada Abob yang akhirnya merujuk pada pelanggaran terhadap hukum yang ada. Hingga kini, perkara tersebut masih terus berjalan.
