CENTRALBATAM.CO.ID. TANJUNGPINANG,-Meskipun setiap hari mencium bau yang menyengat hidung dari tumpukkan sampah, warga sekitar Waterpark dan Tobong Bata, Tanjungpinang Timur memilih diam. Pasalnya, mereka takut dinilai kritis lantaran bisa jadi penjara yang akan menanti mereka.
“Bau sih bau bang, tapi gimana lagi. Nanti kalau kita sampaikan keluhan melalui Medsos bisa-bisa penjara menunggu. Jadi lebih baik diam saja,”ujar salah satu yang melintas di wilayah, Tino.
Hal ini dikatakannya lantaran orang nomor satu di Kota itu baru saja mempolisikan salah satu pengkritik yang bahasanya dinilai mengandung provokasi dan penghinaan. Padahal, Presiden RI Joko Widodo sepengetahuanya tidak pernah memenjarakan orang yang mengkritik dirinya.
“Dia (pengkritik) sih, katanya menyebut titel sarjana salah satu pemimpin Tanjungpinang lebih busuk dari sampah. Padahal, Presiden kita saja sering mendapat kritikan lebih pedas itu,”jelasnya.
Dari pantauan media ini di lapangan, tumpukan sampah di lokasi itu setidaknya ada 10 perumahan yang harus berdampingan dengan tumpukan sampah. Belum lagi warga yang terpaksa masuk ke wilayah itu karena mengunjungi saudara atau sahabat di sana.
Keluhan atas sampah itu kata dia sempat ramai di media sosial, namun setelah adanya kabar salah satu pengkritik pemimpin di daerah itu dipolisikan, masyarakat satu per satu menghapus kembali ucapannya.
“Dulu bu walikota kalau tidak salah mempersilahkan warga kritik, tapi setelah ada yang mengkritik dilaporkan polisi, kami pun menghapus kembali postingan kami. Jadi biar lah kami hidup dengan sampah, nanti pas Pilkada kita sepakat memilih yang mau dikritik dengan cara apapun,”sebutnya.
Sementara itu, Walikota Tanjungpinang, Rahma saat dihubungi belum menjawab pertanyaan media solusi atas sampah itu. Pesan yang dikirim oleh media ini melalui pesan whatsapp belum belum dibalas. (Leo)